Nuruddin Zanki, Sultan yang Zuhud


Nuruddin Zanki juga dikenal dengan sebutan Nur ad-Din, Nur al-Din lahir pada tanggal 17 Syawwal 511 H. Nuruddin merupakan anggota dari Dinasti Zengi yang merupakan anak dari seorang atabeg Aleppo dan Mosul. Nuruddin menjadi Raja setelah ayahnya dibunuh. Ia berbagi kekuasaan kerajaan dengan kakaknya yaitu, Saifuddin Ghazi I, dimana Nuruddin berkuasa atas daerah Aleppo.

Walaupun Nuruddin mempunyai tahta kerajaan, ia adalah orang yang dikenal wara' dan zuhud. Beliau merupakan sosok pemimpin yang rajin solat berjama'ah, mendirikan solat malam, dan rajin membaca Al-Qur'an serta berpuasa. Nuruddin juga dikenal dengan ketinggian ilmu Diin, selain itu ia juga dekat dengan para ulama.

Umat non-muslim di al-Quds menilai sosok Nuruddin sebagai seseorang yang memiliki sirr rahasia dengan Allah. Selain demikian, Nuruddin bukan merupakan sosok pemimpin yang gila akan pujian. Pernah ketika seorang ulama yang khawatir jika Nuruddin meninggal ketika berperang.

Nuruddin dengan segala kerendahannya hanya menjawab, "Siapa Nuruddin itu? Sehingga ia dikatakan demikian. Mudah-mudahan karena kematianku Allah memelihara negeri ini dan Islam. Itulah Allah yang tiada Tuhan yang berhak disembah dengan hak melainkan Dia".

Juga dengan persoalan makanan yang dimakan Nuruddin yang notabene adalah seorang yang sekelas presiden. Ketika itu istri Sultan Nuruddin mengeluh dengan kesusahan hidup yang dikondisikan oleh suaminya. Hal itu membuat seseorang ingin sekali membantu perekonomian keluarga Sultan Nuruddin. Orang itupun memberikan tiga toko pribadinya.

Nuruddin pun menolaknya dengan cara halus. berkata ia, "Itu semua yang aku miliki (engkau berikan). Dan jangan berharap kepadaku untuk meletakkan jariku pada uang umat yang diamanatkan kepadaku. Saya tidak akan mengkhianatinya. Dan saya tidak mau menceburkan diri dalam siksa Allah hanya karena diriimu".

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai