Kegagalan Duryodana Membunuh Bima



Bima dalam wiracarita Mahabharata merupakan tokoh protagonis yang dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat. Ia merupakan putra dari Kunti yang mempunyai sifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh-musuhnya, walaupun sebenarnya berhati lembut.

Dalam bahasa Sanskerta nama Bima memiliki arti hebat, dahsyat, dan mengerikan. Bima memiliki julukan nama Bhīmasena yang berarti panglima perang.

Pada masa kanak-kanaknya, Bima sudah mempunyai kekuatan yang tidak ada tandingan dengan anak-anak sebayanya. Kekuatan ini sering dimanfaatkan oleh Bima untuk menjahili para Korawa, yang merupakan sepupunya. Dengan kejahilannya tersebut salah satu Korawa yang bernama Duryodana sangat benci atas sikap Bima yang jahil. Bahkan terlintas di benak Duryodana niatan untuk membunuh Bima.

Rencana untuk membunuh Bima pun dilaksanakan Duryodana ketika para Korawa dan Pandawa pergi bertamasya ke Sungai Gangga. Ketika itu Duryodana menyuguhkan makanan dan minuman untuk Bima yang di dalamnya sudah dicampuri dengan racun. Bima tidak curiga sedikit pun terhadap makanan tersebut. Ia dengan nyamannya menyantap makanan beserta minuman yang dihidangkan oleh Duryodana. Alhasil dengan efek racun tersebut Bima jatuh pingsan. Duryodana langsung beraksi dengan mengikat tubuh Bima menggunakan tanaman menjalar lalu menghanyutkannya ke Sungai Gangga dengan rakit.

Saat rakit tiba di tengah sungai, ular-ular yang hidup di sekitar sungai tersebut mematuk Bima. Ternyata bisa patukan ular ke Bima berubah menjadi penangkal racun. Bima pun akhirnya sadar dan langsung melepas ikatan tanaman menjalar pada tubuhnya. Ular-ular yang mematuknya lalu dibunuh. Beberapa ular berhasil melarikan diri dan melaporkan kejadian tersebut kepada rajanya, yaitu Antaboga (Naga Basuki). Mendengar laporan bahwa putra dari seorang Pandu yang bernama Bima telah membunuh ularnya, Antaboga segera mengundang Bima.

Sesampai di istana Antaboga, Bima disuguhkan minuman yang memiliki kekuatan setara sepuluh gajah pada setiap mangkuknya. Bima meminum tujuh mangkuk yang berarti mendapatkan 70 kekuatan setara gajah yang mengakibatkan dirinya sangat kuat. Di istana Antaboga, Bima menghabiskan waktunya selama delapan hari.

Memasuki usia remaja, Bima beserta saudara-saudaranya mendapat pendidikan militer yang dilatih oleh Drona. Bima lebih fokus untuk mempelajari ilmu senjata gada, sebagaimana Duryodana. Bima dan Duryodana menjadi murid Baladewa, yaitu merupakan saudara Kresna yang mahir senjata gada. Baladewa lebih menyayangi Duryodana dibandingkan dengan Bima. Sebaliknya, Duryodana setia kepada Baladewa.


Sumber: Wikipedia

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai