Bulutangkis dan Kejayaan Indonesia

Sejatinya olahraga ini sudah berkembang di Mesir kuno sekitar abad 2000 tahun lalu dan juga di berkembang di Tiongkok dan India. Olahraga ini menjadi olahraga populer di dunia, khususnya di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi kekuatan bulutangkis dunia.




Begitu juga dengan Indonesia yang menjadi bagian dari kekuatan bulutangkis dunia. Bukan menjadi bagian bahkan sempat menjadi penguasa pada masa keemasannya. Ketika tentu tak akan lupa ketika Indonesia Raya berkumandang dengan lantang di Singapura tahun 1958, ketika tim Thomas Cup Indonesia berhasi menyabet gelar tersebut dengan mengalahkan Malaysia. Tiga tahun berselang
tim ini kembali mengawal bendera merah putih ke tiang tertinggi podium dengan meluluhlantahkan kekuatan Thailand. Terus kita menguasai ajang ini, hingga akhirnya 13 kali pemuda-pemuda bangsa ini merebut trofi tersebut dari cengkraman bangsa asing. Diantara 13 kali kita menjuarai turnamen tersebut, banyak negara adidaya yang berhasil kita buat betekuk lutut di hadapan sang garuda. Contohnya pada Thomas Cup tahun 1982 ketika Liem Swie King, Rudy Hartono, Rudy Heryanto, Christian Hadinata, dan Kartonto menghancurkan kekuatan Inggris dengan skor 8-1. Negeri yang dengan Imperiumnya berhasil menguasai lebih dari 50 negara merdeka sekarang ini berhasil takluk dengan mudah oleh negeri yang berjuang mengusir penjajah dengan hanya bermoadalkan bambu runcing. Luar biasa bukan. Karena itu jangan sekali-kali kita lupa dengan sejarah bangsa ini, bahwa kita bangsa yang kuat, berani, dan bangsa yang tidak mudah takluk pada kekuatan asing. Kekuatan asing yang ingin merebut kehormatan bangsa ini.


Kita tentu ingat dengan peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. Ketika Mayor Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatannya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas, Batas ultimatum tersebut adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945. Ultimatum tersebut merupakan penghinaan atas Bangsa Indonesia. Sontak rakyat Surabaya menolak dengan kepala tegak atas ultimatum tersebut. Dengan semangat yang dikobarkan tokoh-tokoh ulama pada saat itu, diantarannya K.H. Hasyim Asy'ari dan K.H. Wahab Hasbullah kepada santrinya berhasil mengumandangkan semangat jihad kepada santri-santri mereka bahkan seluruh rakyat Surabaya. Tidak terlewatkan gema takbir "Allahu Akbar" yang dikumandangkan Bung Tomo pada saat itu baru berusia 25 tahun berhasil membuat Inggris kalangabut ketika itu.



Sudah pasti itu merupakan peristiwa bersejarah bagi negeri ini bahkan dunia. Percayalah banyak golongan di luar sana yang menginginkan negeri ini hancur, miskin, berpecah, bahkan keluar dari jalan Tuhan. Namun sekarang mereka tidak datang dengan senjata lengkap untuk menjajah negeri ini kembali. Mereka menjajah lebih lihai, lebih halus, dan lebih pintar. Mereka hanya perlu menyogok pemimpin kita dan menjual obat-obatan narkoba brengsek itu kepada pemuda kita hingga kedepannya lahirlah generasi pemuda yang dapat dengan mudah mereka bodohi, mereka jadikan kacung, mereka jadikan budak. Dan jadilah mereka mengeruk kekayaan bangsa ini. Sementara pemilik tanahnya melarat miskin. Tapi ingatlah!!! Hai setan-setan asing!!! Tidak semua pemuda-pemuda di bangsa ini dapat kau jadikan kacung, dapat kau bodohi. Karena kami bangsa yang kuat lagi BerTuhan.




Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai