Bung Karno dan Makam Imam Bukhari

 
 "Kita bangsa yang besar, bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan itu diembel-embel dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik tetapi budak"
Itulah sedikit kutipan pidato dari Sang Proklamator
. Dapat dilihat di atas bahwa Soekarno menginginkan bangsa ini tidak menjadi bangsa pengekor yang selalu mengikuti apa kemaun bangsa asing. Merupakan cita-cita mulia dari beliau untuk membebaskan negeri ini dari lingkaran asing agar rakyatnya sejahtera. Sejahtera dengan perjuangan sendiri, bukan dengan cara menunngu buah jatuh dari pohonnya, namun dengan cara memanjat pohon tersebut.

Ini terlihat ketika Bung Karno diundang oleh presiden Uni Soviet, Nikita Sergeyevich Khrushchev untuk mengunjungi Moskow. Uni Soviet ingin membuktikan kepada AS pada saat itu, bahwa Indonesia dapat berdiri di belakang Uni Sovyet (Komunis). Tentu Bung Karno tidak langsung menerima tawaran itu. Beliau memberi syarat kepada Presiden Uni soviet untuk menemukan makam pewaris hadist Rasulullah SAW yaitu, Imam Bukhari yang pada saat itu kabarnya terletak di Samarkand, Uzbekistan. Dialog pun terjadi antara keduanya.

"Saya mau datang ke Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus dipenuhi. Tidak boleh tidak" kata Bung Karno.

"Apa syarat yang Paduka Presiden ajukan?" Nikita balik bertanya. "Temukan makam Imam Bukhari, saya ingin menziarahinya" jawab Bung Karno.


Sontak presiden Uni Soviet yang memerintah dari tahun 1953 sampai 1964 itu, memerintahkan pasukan elitnya untuk melakukan pencarian. Namun makam beliau tidak langsung didapat begitu saja. Nikita sempat putus asa dan memberitahukan hal ini kepada Bung Karno. Namun Bung Karno menjawab dengan tegas "Kalau ditemukan, ya sudah, saya lebih baik tidak usah datang ke negara Anda". Akhirnya Presiden Uni Soviet itu memerintahkan orang nomor satunya untuk melanjutkan pencarian. Dan dalam 3 hari, setelah menghimpun informasi dari penduduk muslim tua di Samarkand, makam beliau dapat ditemukan. Pada awal penemuannya makam Imam Bukhari tidak terawat bahkan dibilang tidak layak, untuk sekaliber ulama besar.


Bung Karno pun memenuhi janjinya untuk mengunjungi Moskow. Dapat dimengerti mengapa Bung Karno mengajukan syarat itu. Yang pertama, karena panasnya suasana politik antara Uni Soviet dan AS pada saat itu, Bung Karno beralasan mengunjungi Uni Sovuet untuk alasan ziarah ke makam Imam Bukhari. Dan untuk yang kedua, Bung Karni ingin membuktikkan kepada dunia bahwa Bangsa Indonesia tidak dapat diperbudak, dipengaruhi begitu saja.

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai