Jejak Idham Chalid, Wakil Perdana Menteri Indonesia Kelahiran Kalsel

Pria yang sejak usia enam tahun hijrah ke Amuntai, kampung halaman leluhur ayahnya ini, lahir pada tanggal 27 Agustus 1921 di Satui, bagian tenggara Kalimantan Selatan. Ayahnya adalah seorang penghulu di Amuntai yang berjarak 200 kilometer dari Banjarmasin. Dialah Dr. KH. Idham Chalid
merupakan politisi Indonesia yang berpengaruh pada masanya. Pernah menjabat Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Ali Sastromidjojo II dan Kabinet Djuanda. Disamping itu beliau juga aktif dalam kegiatan keagamaan yang dituangkannnya ketika manjabat Ketua Tanfidziyah Nahdatul Ulama selama 28 tahun (1956-1984).

Pada 1947 ia berjuang lewat Organisasi Pemberontak Indonesia Kalimantan, yang dipimpin Hasan Basry yang merupakan murudnya saat  di Gontor. Idham diangkat menjadi anggota Parlemen Sementara RI mewakili Kalimantan, seusai perang kemerdekaan.Sepanjang tahun 1952-1955 beliau duduk dalam Majelis Pertimbangan Politik PBNU. Dalam pemilu 1955 NU berhasil meraih peringkat tiga dalam perolehan suara di bawah PNI dan Masyumi. Yang membuatnya duduk menjadi Wakil Perdana Menteri. Ketika tahun 1966 ketika Orde Baru tumbang, posisi tidak ikut goyah seiringnya jatuhnya rezim Orde Baru.

Dalam Kainet Ampera I, Kabinet Ampera II, dan Kabinet Pembangunan I, beliau dipercaya menjadi Menteri Kesejahteraan Rakyat dan pada tahun 1970 ia juga merangkap menjadi Menteri Sosial. Nahdatul Ulama (NU) kembali mendulang suksenya ketika pemilu 1971. Tetapi pemerintah saat itu melebur seluruh partai menjadi hanya 3, yang menempatkan NU dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Beliau sempat menjadi Presiden PPP yang dijabat sampai tahun 1989. Ketika tahun 1977 beliau menjabat Ketua MPR/DPR RI dan pada tahun 1983 merupakan jabatan terakhirnya yaitu menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Agung sampai tahun 1983.

Bersama 6 tokoh lainnya, berdasarkan Keppres Nomor 113/TK/ Tahun 2011 tanggal 7 November 2011, Dr. KH. Idham Chalid diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia. Sebelumnya ada nama Pangeran Antasari dan Hasan Basry yang merupakan Pahlawan Nasional Indonesia asal Banjar. Kita patut berbangga memiliki tokoh intelektual sekaliber Idham Chalid. Selain menguasai ilmu formal yang banyak beliau juga mengetahui ilmu agama. Jadi pantaslah beliau menjadi salah satu tokoh intelektual muslim terbaik yang dimiliki Indonesia.

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai