Santri dengan Tiga "Jimat"


Jenderal Besar Raden Sudirman terlahir dari pasangan rakyat biasa di Pubralingga. Ia diadopsi oleh pamannya yang seorang priayi. Sudirman terus-menerus digenjot oleh cerita kepahlawanan  beserta  stos kerja dan kesederhanaan rakyat biasa. Untuk pendidikan agama ia dibimbing oleh Kyai Haji Qahar dan beliau adalah anak yang taat dalam beragama dan selalu solat tepat waktu. Ia pun dipercaya untuk mengumandangkan adzan dan iqamat. Dibawah bimbingan Raden Muhammad Kholil, beliau semakin taat beragama. Bahkan teman-temannya memanggilnya "haji" karena ketaatan dalam beribadah. Tidak hanya itu beliau juga sering memberikan ceramah-ceramah kepada siswa lainnya.


Beliau juga termasuk dalam anggota Kelompok Pemuda Muhammadiyah, yang dikenla sebagai negosiator dan mediator yang lugas. Ia juga sering berdakwah di masjid-masjid setempat. Selama menjabat sebagai Ketua Kelompok Pemuda Muhammadiyah dari tahun 1937, ia memfasilitasi seluruh kegiatan dan pendidikan anggotanya baik di bidang agama maupun sekuler.

Itulah Jendera Bintang Lima Republik ini. Selain piawai dalam bergerilya, beliau juga seorang yang taat kepada Yang Maha Kuasa. Jadilah sosok jenderal yang selalu dikenang jasanya oleh bangsa ini.  Ada yang menarik dari beliau, seorang santri yang kelak menjadi seorang Jenderal Besar. Adalah berupa "jimat" yang tidak pernah lepas dari kehidupan beliau.

Ada tiga jimat yaitu, pertama beliau dari bersuci kalau batal berwudhu. Kedua ialah beliau selalu solat tepat pada waktunya. Dan yang terakhir adalah tulus dan ikhlas. Beliau selalu megatakan selalu bahwa apa yang beliau lakukan tulus sepenuh hati untuk rakyat Indonesia.

Begitulah kisah seorang da'i yang menjadi Jenderal Besar. Tak pelik kekuatan jiwa Jenderal Sudirman dipengaruhi asupan-asupan keagamaan yang kuat. Yang awalnya hanya pemuda yang sempat berguru kepada seorang kyai, dapat memimpin prajurit-prajuritnya di medan perang. Akankah ada lagi sosok sepertimu wahai Jenderal?

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai