Bukan Dagelan Gus Mus


KH. Ahmad Mustofa Bisri atau yang juga dikenal sebagai Gus Mus adalah seorang Kiyai, pelukis, cendikiawan muslim, dan penyair. Beliau pernah bersekolah di Mesir pada tahun 1964 sampai lulus tahun 1970. Gus Mus juga satu angkatan dengan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Di Kairo, Mesir ini lah bakat puisi Gus Mus terasah. Ketika itu Gus Dur sebagai pengasuh majalah Perhimpunan Pelajar Indonesia di Mesir meminta Gus Mus mengisi halaman kosong pada majalah dengan puisi-puisinya.



Banyak sekali karya-karya puisi Gus Mus yang dapat kita temui di berbagai buku karyanya. Ada yang tentang hubungan sesama manusia (cinta) dan ada juga puisi pengkritik namun halus bahasanya. Ada suatu puisi Gus Mus yang mengambil tema kepahlawanan. Ialah puisi yang berjudul "Surabaya". Dilihat dari gaya bahasanya memang bukan semacam dagelan yang dipamerkan di puisi ini. Namun semangat yang mengembaralah yang menonjol pada karya ini.

Berikut puisinya

Surabaya

Jangan anggap mereka kalap
jika mereka terjang senjata sekutu lengkap
jangan dikira mereka nekat
karena mereka cuma berbekal semangat
melawan seteru yang hebat
Jangan sepelekan senjata di tangan mereka
atau lengan yang mirip kerangka
Tengoklah baja di dada mereka
Jangan remehkan sesobek kain di kepala
tengoklah merah putih yang berkibar
di hati mereka
dan dengar pekik mereka
Allahu Akbar !

Dengarlah pekik mereka
Allahu Akbar !
Gaungnya menggelegar
mengoyak langit
Surabaya yang murka
Allahu Akbar
menggetarkan setiap yang mendengar
Semua pun jadi kecil
Semua pun tinggal seupil
Semua menggigil.
Surabaya,
O, kota keberanian
O, kota kebanggaan
Mana sorak-sorai takbirmu
yang membakar nyali kezaliman ?
mana pekik merdekamu
Yang menggeletarkan ketidakadilan ?
mana arek-arekmu yang siap
menjadi tumbal kemerdekaan
dan harga diri
menjaga ibu pertiwi
dan anak-anak negeri.
Ataukah kini semuanya ikut terbuai
lagu-lagu satu nada
demi menjaga
keselamatan dan kepuasan
diri sendiri
Allahu Akbar !
Dulu Arek-arek Surabaya
tak ingin menyetrika Amerika
melinggis Inggris
Menggada Belanda
murka pada Gurka
mereka hanya tak suka
kezaliman yang angkuh merejalela
mengotori persada
mereka harus melawan
meski nyawa yang menjadi taruhan
karena mereka memang pahlawan
Surabaya
Dimanakah kau sembunyikan
Pahlawanku ?

Sebuah Karya dari Gus Mus.

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai