Puasa Satu Bulan Penuh dan Seorang Perempuan


Tidak terasa bulan Ramadhan sudah setengah jalan. Banyak sudah yang terlewatkan di waktu yang ada. Dan banyak juga yang dapat diambil dari yang ada. Engkau mengerti dalam waktu setengah bulan itu pasti sudah setengah tangga sudah kita lewati. Namun setengah tangga lagi menanti di depan mata. Berjalanlah terus jika engkau sadar. Berjalanlah terus jika mata engkau terbuka


Satu bulan penuh merupakan suatu yang panjang. Begitu banyak hal yang kita temui. Juga begitu banyak yang sudah kita sia-siakan. Semua itu menjadi kepastian dalam perjuangan meraih kemenangan di hari yang Fitri nanti. Tanpa kau sadari perjuangan kau sudah mendekati di ambang pintu. Tentu pintu yang terang menyilaukan mata. Harapannya nanti jika kita melewati pintu tersebut, kita akan menemui dunia yang baru. Dunia yang tidak menuntun kepada keserakahan dunia.

Perjuangan bagian dari kehidupan. Dengan perjuangan hidup kau lebih bewarna. Kelak kau akan tertawa sendiri jika kau mengingat kembali sisa-sisa perjuangan kau yang telah lampau. Dan saat itulah kita tersadar sudah begitu jauh kita berlari.

Banyak sekali perjuangan di dunia ini. Mulai dari yang logis hingga yang tidak masuk akal. Mulai dari kalem sampai yang heboh. Mulai dari yang wajar sampai yang gila. Yaa gila, kan gila ketika kita melihat para koruptor yang selalu ingin memperjuangkan sebuah kertas bertulisakan angka dengan cara busuk. Gila!!! Mungkin orang pinggiran yang dari subuh mengayuh sepeda ke pasar dengan jarak yang jauh untuk mencari rezeki yang halal lebih jenius ketimbang para koruptor yang hanya bisa koar-koar di kantor mewah. Tapi itulah dunia selalu berlawanan.

Jadilah pejuang yang waras lagi memohon. Begitu juga perjuangan mendapatkan seorang perempuan. Kau harus mulai dari awal dengan cara yang logis. Walaupun kadang cinta dapat meluluhkan logika. Namun kita perlu sadar bahwa perempuan tidak hanya satu di bumi ini. Jika Tuhan sudah menegur "Itu bukan milikmu", sudah, tinggalkan dengan senyuman. Karena di depan sana Tuhan sudah menyiapkan sesosok Mawar yang tentu lebih indah dari sebelumnya. Walaupun Mawar berduri, tapi wanginya selalu dapat menghimpun suatu gejolak yang ada.

Seperti halnya seorang manusia yang menginginkan bunga mawar. Ia tidak peduli ketika mengambil bunga tersebut mendapati sedikit luka karena tergores duri mawar. Ia berkeinginan apapun yang terjadi aku harus mendapatkan setangkai mawar. Begitulah kau ketika mengaggumi sesosok perempuan. Kau tidak peduli dengan luka yang ada tetapi ketika melihat senyumnya berhasil menjadi pengobat yang ampuh untuk luka ini.Tentu kita rela berkorban demi dia karena yakin itulah pemberian Tuhan ke kita. Karena perempuan berasal dari kata empu (mulia) dan puan (nyonya) yang berarti makhluk mulia,  jadi jagalah dia.

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai