Tangan Hati

Pandanganmu aneh. Matamu. aneh. Tngkahmu aneh. Engkau tak sadar. Kau keluar lihatlah sekitarmu. Dari mana kau berasal. Kau lupa? Atau tak tau diri. Kemana saja kau? Kau tak sadar?

Kau rusak diriku. Kau biarkan aku menjerit. Jeritan yang dalam. Kau potong diriku. Kau tebang diriku. Kau hancurkan aku. Setelah itu kau biarkan aku musnah. Kau memang aneh. 

Andaikan diriku dizinkan Yang Maha Esa. Kau pasti akan kupukul. Tapi semua itu bertentangan. Takdirku seperti ini. Ku berikan kau buahku. Ku Berikan kau batangku. Ku berikan kau daunku. Dan atas izinNyalah kuberikan oksigen padamu. Tapi kau tak tau diri. Kau terus siksa diriku. Kau telantarkan diriku begitu saja. Kau aneh. 

Tapi dengan ikhlasnya diriku tetap kasih kepadamu. Mungkin hatiimu ada ditangan?


Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai