Anonim, Alias, Inisial, dan Entah Apa Namanya Lagi


Entah siapa atau dimana yang memulainya. Yang pasti pada zaman yang serba mudah ini siapapun pasti akan tahu. Tahu tentang ini itu yang tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya. Kebanyakan bahkan sangat banyak makhluk-makhluk seperti itu.



Mereka sebenarnya makhluk mulia yang diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya. Mulai dari sepasang telinga, mata, lubang hidung, tangan, juga kaki. Sempurna semuanya jika dibanding makhluk lainnya. Ditambah lagi Tuhan memberi sebuah otak (akal) yang seharusnya digunakan untuk berpikir. Tapi nyatanya sang mulutlah yang lebih wibawa.

Dengan sebuah perantara yang dinamakan koneksi internet lengkaplah sudah tahkta sang mulut. Dari sana munculah komplotan-komplotan yang digandrungi. Mulai dari yang namanya sosmed, TV, dan juga berita-berita online. Mereka punya peran masing-masing tetapi satu tujuan.

Dari sosmed munculah orang-orang berkhayalan tinggi. Dengan nyamannya orang dapat mengumbar privasinya kepada khalayak. Entah itu apa yang sedang ia lakukan sampa sekedar memberitahui bahwa ia masih bernapas. Sebenarnya tak masalah. Itu merupak hak-hak dia. Tapi lain cerita jikalau segelintir oknum yang mengendalikannya. Dengan satu kalimat saja, ia dapat membuat kacau balau satu negeri. Orang terbelah menjadi dua kelompok, ada yang pro ada juga yang mencekal. 

Dua kelompok itu saling menghina, memaki, dan menggunjing satu sama lain. Padahal ia tidak mengerti sama sekali apa yang dibicarakan. Mereka sekedar ikut ngetren dengan topik yang hangat dibahas seantero negeri. 

Ketika dua kelompok tersebut saling memaki, sang oknum hanya bisa tertawa lepas sambil berbuai betapa bocahnya penduduk-penduduk negeri. Sebenarnya sang oknum pun tidak tahu yang ia tulis. Namun karena ingin melihat penduduk negeri ini seperti bocah TK yang berkelahi, ia pun menganggap hal ini sebagai hiburan gratis bagi dirinya.

Dari sana juga ia dapat mengetahu jenis-jenis manusia apa yang bersrmayam di negeri ini. Karena semua terpampang jelas pada bio sosmed masing-masing. Yang mana data itu dutujukkan kepada bosnya di seberang sana untuk dijadikan bumbu dikemudian hari. Sang bos pun puas dengan hasil kerja anak buahnya. Karena tidak ada satupun makhluk yang berinisial atau yang beralias juga yang punya istilah anonim. Semua begitu mudah bagi oknum tersebut.

Tapi kedua kelompok yang bertikai dengan kata-kata kasar tersebut belum juga reda, padahal sang oknum tersebut sudah lepas tangan. Mereka memaki, menghujat, menghina satu sama lain sementara sang oknum kembali tertawa terbahak-bahak untuk kedua kalinya.


Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai