Arti Sebuah Kemenangan


Tidak ada sebuah kemenangan yang datang begitu saja. Seperti halnya hari raya Idul Fitri. Untuk mencapai hari yang begitu dinantikan itu kita harus berjuang selama satu bulan penuh menahan segala hawa nafsu yang membatalkan puasa. Dimulai pada hari pertama yang terasa begitu berat. Dan terus dilanjutkan ke hari-hari berikutnya.

Tapi hal tersebut tidak begitu berat jikalau dilakukan dengan hati yang ikhlas. Masjid-masjid begitu ramai dikunjungi para jama'ah yang ingin mendekatkan diri kepadaNya. Tadarus-tadarus, solat tarawih, berjalan berdampingan dengan berbagai sunah-sunah Nabi SAW yang didirikan di bulan Ramadhan. Senang hati bangunan yang sudah berumur ini selalu dikunjungi selama satu bulan ini.

Dan ketika penantian itu tiba, gema takbirlah berkumandang. Sahut-sahut ramai pada hari yang dinantikan. Terasa indah karena satu bulan penuh menahan hawa nafsu terbayar oleh kemenangan dihari yang suci. Begitu manis hari ini dan begitu indah hari ini.

Itulah arti sebuah kemenangan. Ditempuh oleh perjalanan jauh lebih dahulu dengan proses-proses yang nyata. Proses merupakan suatu keharusan untuk mencapai sebuah keinginan. Jika tidak ada proses, semua itu hanyalah sebuah hayalan semata. Seperti apa yang pernah dikatakan Indra Sjafri, "Tidak ada sebuah tim yang dapat dibangun dalam waktu satu malam".

Iya, semua tentang proses. Proses menuju tangga juara. Tentu apa yang dikatakan Indra Sjafri memang terbukti. Pelatih bertangan dingin ini meletakkan proses sebagai pondasi dari sebuah kemenangan. Tentu kita ingat ketika Indra Sjafri blusukan ke daerah-daerah seluruh Nusantara untuk menemukan bakat-bakat terbaik sepakbola negeri ini. Perlu diketahui Indra Sjafri pernah satu tahun tidak menerima gaji selama melatih timnas. Jadi semua yang ia lakukan murni karena keikhlasan hati pada negerinya.

Hasilnya proses selam berbulan-bulan itu membuahkan hasil. Timnas U-19 dibawah asuhannya berhasil menjuarai kejuaraan AFF U-19 tahun 2013 lalu. Tidak hanya itu, Timnas juga melaju pada ajang AFC Asian Cup U-19 yang mana pada kualifikasi berhasil mengalahkan Korsel yang notabene menjuarai kejuaran ini 13 kali.

Tentu semua hal itu merupakan kebanggaan bersama. Tapi tilik kembali kilas balik mereka. Mereka juara karena proses, mereka juara karena pernah gagal, mereka juara karena pernah merasakan pahitnya sebuah kekalahan, dan ketika pada saatnya mereka akan merasakan manisnya sebuah kemenangan.

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai