Cenderamata Tuhan


Bermula ketika Siti Hawa diciptakan untuk Adam a.s. Dari sanalah Tuhan dengan segala keadilannya menciptakan berpasang-pasang makhluknya. Sebagai seorang hamba, Adam a.s turut bersyukut atas kehadiran Siti Hawa.

Langkah sukar akan dingin oleh basahnya hujan. Mengalir semestinya sesuai ketetapan Yang Esa. Turut mendampingi sebab akibat di sekitarnya. Yang tentunya tidak luput dari penglihataNya. Tentu Dia berbeda dengan makhluk-makhlukNya. Namun begitu kuasa Tuhan menciptakan dirimu. Daya tarik biologis manusia ikut mengikutinya. Dari pelupuk matanya tergambar bagaimana telaga surga bersemayam di sana. Air yang mengalir di telaga tidak cukup merdu dibandingkan dengan engkau ketika bertitah. Taqwa senyummu itu terpampang bagaikan rembulan yang menyapa di kegelapan malam. Dari terstruktur indah tersebut, percayalah engkau cenderamata Tuhan kepada mereka yang tahu.

Tuhan memberikan cenderamata pendamping hidup. Selain Rasulullah SAW, pantaslah engkau berlabuh ke hatiku. Memang jalan penuh licak menghadang. Tapi sirnalah semua ketika kita lewati bersama. Disepanjang waktu. Sampai Tuhan berkata, "Waktunya engkau pulang". 

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai