Perlawanan Kesultanan Ternate terhadap Portugis




Kesultanan Ternate pada masa Sultan Bayanullah semakin pesat berkembang. Sultan juga menjalankan prinsip Islam dengan memerintahkan kepada rakyat Ternate untuk berpakaian secara Islami. Selain itu, Ternate sudah dapat memproduksi perahu dan senjata dengan teknik yang diperoleh dari orang Arab dan Turki.

Pada tahun 1506, orang Eropa pertama datang ke Ternate,  Loedwijk de Bartomo (Ludovico Varthema). Enam  tahun berselang 1512, Portugis yang sebelumnya berhasil menaklukkan Kesultanan Malaka tiba di Ternate. Dengan itikad baik menerima tamu, Sultan memberikan izin kepada Portugis untuk mendirikan pos dagang. Namun, niatan baik sultan tidak sejalan dengan Portugis. Mereka berusaha untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, pala, dan cengkeh di Maluku. Portugis pun mulai menyusun rencana untuk menaklukkan Ternate untuk memperlancar misinya.

Disaat Portugis mulai menancapkan kukunya, Sultan Bayanullah wafat dan meninggalkan pewaris-pewaris yang masih belia. Permaisuri Nukila yang berasal dari Tidore berniat untuk menyatukan Ternate dan Tidore dibawah satu mahkota yang dipimpin salah satu dari kedua puteranya. Kedua putra Permaisuri Nukila tersebut bernama Pangeran Hidayat dan Pangeran Abu Hayat. Rencana Permaisuri Nukila tersebut terhalang karena Pangeran Taruwese menginginkan tahta untuk dirinya sendiri.

Situasi ini dimanfaatkan oleh Portugis dengan mengadu domba kedua pihak. Usaha Portugis ini berhasil dengan terbelahnya dua kubu yaitu, Permaisuri Nukila yang mendapat dukungan dari Tidore sedangkan Pangeran Taruwese didukung oleh Portugis. Perang saudara pun pecah dimenangkan Pangeran Taruwese yang mendapat sokongan dari Portugis.

Portugis yang awalnya bersekutu dengan Pangeran Taruwese beralih dengan menghianatinya dan membunuhnya. Gubernur Portugis yang sudah mulai mempunyai pengaruh menunjuk Sultan Tabariji untuk menjadi sultan. Seiring waktu berjalan, Sultan Tabariji mulai menunjukkan sikap bermusuhan kepada Portugis. Lalu ia difitnah dan dibuang ke Goa, India. Di sana ia dipaksa oleh Portugis untuk menandatangani perjanjian yang menjadikan Ternate sebagai kerajaan Kristen dan vasal  kerajaan Portugis. Melhat keadaan ini Sultan Khairun (sultan Ternate yang baru) menolak mentah-mentah perjanjian tersebut.

Sultan Khairun yang melihat Portugis menekan saudara-saudaranya menjadi geram. Ia bertekad untuk mengusir Portugis dari Maluku. Rakyat yang juga merasakan tindakan penyelewengan Portugis bersedia berdiri mendampingi Sultan Khairun untuk melawan Portugis. Sultan Khairun tidak ingin Ternate menjadi Malaka kedua yang sudah takluk lebih dulu di tangan Portugis.

Portugis ketika itu, sudah mempunyai kekuatan yang cukup dengan memiliki benteng dan kantong kekuatan yang berasal dari pribumi. Tidak hanya Ternate yang mencoba mengusir Portugis, kerajaan islam lainnya seperti, Aceh dan Demak juga melakukan aksi. Ini membuat kekuatan Portugis di Ternate melemah karena juga harus mengantisipasi Aceh dan Demak yang mulai mengancam Malaka. Portugis pun sulit meminta bantuan yang berakibat memohon perdamaian dengan Sultan Khairun. Ketika itu Gubernur Portugis, Lopez de Mesquita mengundang Sultan Khairun untuk berunding. Namun, dengan kelicikannya Portugis malah membunuh Sultan Khairun yang saat itu datang tanpa pengawal.

Terbunuhnya Sultan Khairun semakin mengobarkan rakyat Ternate untuk mengusir Portugis. Kali ini mereka dipimpin oleh Sultan Baabullah. Pos-pos Portugis di seluruh Maluku dan di wilayah Indonesia timur digempur.

Perang terus berlangsung selama 5 tahun, sampai akhirnya Portugis menyerah dan meninggalkan Maluku pada tahun 1575. DI bawah Sultan Baabullah, “Penguasa 72 Pulau”, Ternate mencapai puncak kejayaannya  dengan wilayah membentang luas dari Sulawesi Utara dan Tengah, Kepulauan Marshall, hingga Filipina Selatan dan kepulauan Nusa Tenggara.

Comments

  1. J

    https://drive.google.com/file/d/0B6ut4qmVOTGWMkJvbFpZejBQZWM/view?usp=drivesdk


    Salam


    Kepada:

     

    Redaksi dan para akademik


    Per: Beberapa Hadis Sahih Bukhari dan Muslim yang Disembunyikan


    Bagi tujuan kajian dan renungan. Diambil dari: almawaddah. info

    Selamat hari raya, maaf zahir dan batin. 


    Daripada Pencinta Islam rahmatan lil Alamin wa afwan

    ReplyDelete
  2. Terima kasih informasinya yang sangat jelas dan mudah dipahami. Kesultanan Ternate merupakan sebuah kesultanan Islam besar yang ada di Maluku. Kesultanan Ternate pernah berjaya dan mengusir Portugis dari tanah Maluku.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai