Pertapaan Arjuna hingga Bertemu Dewa Siwa




Arjuna merupakan sebuah tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata, Arjuna dikenal sebagai anggota Pandawa yang berparas menawan dan memiliki hati yang lemah lembut. Dalam Bahasa Sanskerta, kata “Arjuna” secara harfiah memiliki arti bersinar terang. Namun, jika dilihat dari maknanya “Arjuna” bisa berarti jujur dalam wajah dan pikiran.

Di dalam kitab Wanaparwa terdapat cerita yang mengisahkan kejadian setelah kekalahan para Pandawa bermain dadu dengan para Kurawa. Sesuai dengan ketentuan permainan tersebut, maka para Pandawa beserta Dropadi yang kalah mengasingkan diri ke hutan. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Arjuna untuk bertapa dalam memperoleh kesaktian untuk nantinya berperang melawan sepupunya.

Arjuna pun memilih lokasi bertapa di Gunung Indrakila. Dalam pertapaannya tersebut, Arjuna mendapat ujian dari tujuh bidadari yang dipimpin oleh Supraba. Tapi keteguhan hati Arjuna mampu melawan godaan dari para bidadari tersebut. Akhirnya para bidadari tersebut kembali ke kahyangan dan melaporkan kegagalan mereka kepada Indra. Lalu Indra turun langsung untuk menemui Arjuna dan menanyakan mengapa ia bertapa di Gunung Indrakila. Arjuna pun menerangkan bahwa ia bertapa untuk memperoleh kekuatan dalam mengurangi penderitaan rakyat dan menaklukkan musuh-musuhnya, terutama para Kurawa yang selalu berbuat jahat kepada para Pandawa.

Mendengar penjelasan Arjuna, lalu Indra memberikan sebuah anugerah yang berupa senjata sakti. Setelah itu, Arjuna memperkuat pertapaannya ke hadapan Dewa Siwa. Melihat pertapaan Arjuna tersebut, Dewa Siwa terkesan. Ia lalu mengirim seekor babi yang berukuran besar dan menyeruduk Gunung Indrakila hingga bergetar dan membuat Arjuna terbangun dari pertapaannya. Melihat babi hutan yang menganggunya, Arjuna pun memburu babi tersebut dengan memanahnya. Di saat bersamaan Dewa Siwa turun dan menyamar sebagai pemburu yang juga melepaskan panah ke arah babi tersebut. Karena kehebatannya, anak panah Arjuna dan Dewa Siwa yang menerjang babi tersebut menjadi satu.

Mereka berdua pun berdebat siapa yang telah berhasil membunuh babi tersebut karena hanya ada satu panah yang menancap di babi tersebut. Arjuna pikir bahwa sang pemburu telah mengklaim sesuatu hak yang seharusnya menjadi miliknya. Setelah beragumen sengit, mereka berdua akhirnya berkelahi. Saat Arjuna melancarkan serangannya, pemburu tersebut menghilang dan menampakkan wujud aslinya sebagai Dewa Siwa. Lalu Arjuna meminta maaf atas kelancangannya menyerang Dewa Siwa.

Dewa Siwa malah tidak marah kepada Arjuna justru memuji keberaniannya dalam mempertahankan kebenaran. Oleh itu, Dewa Siwa memberi anugerah bernama pasupati yang merupakan panah sakti.

  
Sumber: Wikipedia

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai