Naskah Kuno Nusantara di Simposium Internasional




Naskah-naskah peninggalan kerajaan di Nusantara yang berusia berabad-abad pernah dibedah dalam simposium Internasional. Simposium tersebut dilaksanakan pada tahun 2012 silam di Daerah Istemewa Yogyakarta.

Dalam simposium tersebut dihadiri oleh 10 pakar yang mencoba menggali ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya. Pengetahuan yang didapat akan diaktualisasikan dengan keadaan saat ini. Banyak pembahasan yang terdapat dalam naskah-naskah kuno tersebut, seperti filsafat, kesenian, arsitektur, dan kepemimpinan.

“Naskah kuno merupakan salah satu benda cagar budaya bernilai penting dalam perkembangan sejarah Nusantara”, ujar Sudiyo yang merupakan Ketua Panitia sekaligus Staf Pengajar Sastra Indonesia di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

“Naskah ini terdiri dari beragam bahasa dan aksara. Tidak hanya berbicara tentang kesustraan saja tetapi juga agama, hukum, adat istiadat, obat-obatan, dan teknik”, jelas Sudibyo.

“Di Indonesia, naskah kuno sangat berkaitan dengan istana/keraton yang memegang peran sentral sebagai pusat kekuasaan dan kebudayaan di berbagai kerajaan Nusantara. Seperti Aceh, Palembang, Cirebon, Yogyakarta, Surakarta, Buton, dan Bima”, kata Sudibyo.

Istana atau Keraton mempunyai peranan yang penting dalam pemeliharaan naskah-naskah kuno. “Istana menjadi bagian dalam pembentukan tradisi pernaskahan Nusantara serta pewarisan benda cagar budaya. Untuk itulah, simposium ini akan menjawab masalah, karena naskah kuno sebagai budaya tulis cenderung terabaikan,” kata Sudibyo di Yogyakarta.

Di dalam naskah-naskah tersebut juga terdapat pembelajaran tentang kepemimpinan. Ilmu-ilmu tentang kepemimpinan tersebut tidak kalah dengan teori-teori dari dunia Barat. Sumber pengetahuan ini sangat berguna jika dapat diaplikasikan pada zaman sekarang.

“Salah satu naskah penting yang akan dipresentasikan adalah Ronggowarsito. Salah satu pembicara akan membedahnya dengan mengkaitkan dengan kondisi saat ini,” tambah Sudibyo.

Tindakan konservasi terhadap naskah kuno di Indonesia oleh pemerintah dinilai masih kurang. Di luar negeri, naskah-naskah kuno yang penting ditata rapi dengan penyesuaian tertentu agar lebih awet. Namun di Indonesia tidak semua istana/keraton yang berupaya melakukan konservasi.  “Diharapkan  pemerintah lebih peka dan sungguh-sungguh dalam menjaga naskah-naskah kuno ini. Karena naskah-naskah ini menyimpan banyak sejarah,” ujar Sudibyo.

Perlu diketahui banyak naskah kuno Nusantara yang tersimpan di luar negeri. Terhitung sekitar 60 negara menyimpan naskah kuno milik Kerajaan Nusantara. Selain menyimpan mereka juga mempelajari isi dari naskah tersebut.

Sumber: Indocropcircles

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai