Sekilas Tentang Suku Batak




Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia. Suku bangsa yang dapat dikategorikan sebagai Batak adalah Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Pada umumnya masyarakat Batak menganut agama Kristen Prostetan, Kristen Katolik, dan Islam. Namun, masih ada masyarakat Batak yang mempertahankan kepercayaan tradisional.

Suku Batak merupakan penutur bahasa Austronesia yang tidak diketahui persis kapan nenek moyang mereka datang pertama kali ke Tapanuli dan Sumatera Timur. Bukti-bukti arkeolog menunjukkan bahwa pada zaman neolitikum orang dari Taiwan yang berbahasa Austronesia telah berpindah wilayah ke Filipina dan Indonesia. Sampai sekarang belum ditemukan artefak dari zaman neolitikum di Batak yang menunjukkan bahwa nenek moyang Batak baru ada pada ketika berimigrasi ke Sumatera Utara pada zaman logam.

Identitas Batak cukup populer dalam sejarah modern Indonesia setelah para pemuda Batak tergabung dalam organisasi yang dinamakan Jong Batak pada tahun 1926. Bahasa Batak kita begitu kaya akan Puisi, Pepatah dan Pribahasa yang mengandung satu dunia kebijaksanaan tersendiri, Bahasanya sama dari Utara ke Selatan, tapi terbagi jelas dalam berbagai dialek. Kita memiliki budaya sendiri, Aksara sendiri, Seni Bangunan yang tinggi mutunya yang sepanjang masa tetap membuktikan bahwa kita mempunyai nenek moyang yang perkasa, Sistem marga yang berlaku bagi semua kelompok penduduk negeri kita menunjukkan adanya tata negara yang bijak, kita berhak mendirikan sebuah persatuan Batak yang khas, yang dapat membela kepentingan kita dan melindungi budaya kuno itu.

Sebelum abad ke-20 di Sumatera bagian Utara tidak terdapat kelompok etnis sebagai satuan sosial yang koheren. Menurut R.W Liddle, sampai abda ke-19 interaksi sosial yang terjadi pada daerah itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar kelompok kekerabatan, atau antar kampung. Tidak ada hampir kesadaran untuk menjadi bagian dari satuan-satuan sosial dan politik yang lebih besar.

Pendapat lain mengungkapkan bahwa kesadaran Batak sebagai keluarga besar bermula pada zaman kolonial. Dalam distertasi milik J. Pardede menyebutkan istilah-istilah seperti “Tanah Batak” dan “Rakyat Batak” diciptakan oleh pihak asing. Siti Omas Manurung yang merupakan seorang istri dari putra pendeta Batak Toba mengatakan bahwa sebelum kedatangan Belanda, orang-orang Karo maupun Simalungun menyatakan dirinya sebagai seorang Batak. Namun, Belanda membuat kelompok-kelompok tersebut menjadi terpisah.
  
Dari legenda yang ada diceritakan bahwa Pusuk Buhit yang merupakan salah satu puncak di barat Danau Toba adalah tempat “kelahiran” bangsa Batak. Selain itu ada juga mitos yang mengatakan bahwa Suku Batak berasal dari nenek moyang mereka yang ada di Samosir. 


Sumber: Wikipedia

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai