Sampai Kapanpun Rakyat Tidak AKan Mati





Dari suatu tempat yang terletak di pulau tetangga bergema sebuah sidang. Walau jauh kami di sini, tetaplah peduli kami dengan apa yang terjadi yang tidak ada hubungannya dengan pemilihan gubernur. Apalagi tentang masalah SARA. Kami sudah belajar penuh tentang keperbedaan. Kami pun menerima semua itu. Namun sebuah gesekan yang dilontarkan ketika itu membuat kami mengaum. Wajar jika ada diantara kami yang sangat keras aumannya. Sontak ketika kami mengaum, tuduhan anti-agama, anti-etnis, anti-suku, maupun anti lain-lainnya ditujukan kepada kami. Sebenarnya siapa yang tidak menerima perbedaan? Ketika ada seorang yang menista agama, apakah itu dapat disebut menghargai perbedaan? Dan ketika ada orang yang memperjuangkan perbedaan dengan membela agama yang dinista, apakah itu yang disebut anti-perbedaan?

Seakan-akan kami selalu salah. Jika umat Islam melakukan demo untuk menuntut keadilan, itu disebut pemaksaan kehendak. Tapi jika di Amerika Serikat terjadi demo yang berakhir kericuhan itu disebut demokrasi. Jika ada pelaku pengebom fasih berbahasa Arab ataupun mempunyai ciri berjenggot itu pasti salah Islam. Namun jika Amerika Serikat membombardir kota Hiroshima dan Nagasaki dengan bom daya ledak tinggi, itu disebut membela kebenaran.

Tapi pengalaman mengarungi dunia yang singkat ini sudah membuat rakyat-rakyat Indonesia menjadi manusia unggul. Rakyat tidak akan lemah jika hanya hukuman satu tahun penjara yang disahkan. Atau dibebaskan sama sekali. Karena rakyat Indonesia tidak secengeng yang banyak bangsa lain kira. Jangan lupa kehebatan rakyat Surabaya melawan gigih tentara Inggris yang merupakan bagian dari pemenang Perang Dunia dengan hanya bermodalkan daya juang dan kekuatan spiritual. Sampai kapan pun rakyat tidak akan lemah. Bangsa ini tidak akan hancur.

Karena Indonesia sampai sekarang bukanlah Australia, Singapura, maupun negara-negara Afrika dan Latin. Bahasa, budaya, bahkan tanah mereka sudah dipengaruhi dan direbut oleh kekuatan asing. Namun, tidak bagi bangsa Indonesia yang masih kuat melawan kekuatan global yang berusaha merebut aset-aset negara kita.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai