Hina Aku



Jikalau kubalik bendera pusaka punyamu, hinalah diriku jangan negeriku. jika kulecehkan simbol-simbol kedaulatan negerimu, kutuklah aku jangan negeriku. Karena  tidak semua orang sama sifatnya dengan aku di negeriku.

Jika kau balik bendera negeriku, aku marah kepadamu bukan negerimu. Karena aku orang yang cinta akan perdamaian. Apalagi kita masih serumpun. Indonesia dan Malaysia. Dua negeri ini sangat kaya akan budaya dan sejarahnya. Indonesia dan Malaysia punya pengalaman lebih tentang struktur konspirasi global yang membuat kacau balau dunia saat ini. Negara serumpun ini punya tahu betul tentang seluk beluk “perambok global” yang berhasil membuat perang di segala penjuru dunia saat ini. Mereka mengadu domba satu pihak dengan pihak lainnya. Hasilnya mereka yang menjadi pemenang.


Tapi, Indonesia dan Malaysia sudah hapal betul tentang agenda-agenda ini, walau segala upaya bentrokan Indonesia dan Malaysia selalu dilancarkan mereka, mulai zaman Gubernur Jenderal Raffles sampai saat ini. Raffles tahu betul potensi dua negeri serumpun ini jika bersatu dan ditopang kekuatan spiritual yang tinggi, yaitu Islam. Saat ini segala upaya dilakukan agar dua negara ini bertikai seperti halnya negara-negara mayoritas Muslim di Timur Tengah. Karena hanya dengan cara adu dombalah dua bangsa ini dapat dihancurkan. Karena politik adu domba kesultanan-kesultanan dan kerajaan di dua negara ini hancur lebur. Senjata mereka hanyalah adu domba. Karena jika mereka langsung mengirim pasukan datang ke sini mereka sadar akan kalah telak. Ini semua karena mereka tahu betul sejarah besar dari dua negeri ini jika bersatu padu.

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai