Thomas Jefferson Banyak Terpengaruh Gagasan di Al Quran


Thomas Jefferson merupakan salah satu tokoh yang berperan penting dalam deklerasi kemerdekaan Amerika Serikat. Ketika itu, wilayah Amerika masih dibawah koloni Inggris. Thomas Jefferson meyakini bahwa Amerika menaruh harapan besar dengan Inggris dan bergantung kepada mereka. Namun, setelah memlalui kongres yang diselenggarakan beberapa kali, Thomas Jefferson malah ditunjuk sebagai ketua perumusan naskah deklerasi kemerdekaan Amerika Serikat.

Dalam menggagas ide-idenya, Thomas Jefferson banyak belajar dan membaca buku-buku. Termasuk Al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Islam. Hal ini terungkap ketika Keith Ellison terpilih menjadi anggota kongres AS pada tahun 2006 yang lalu. Ia merupakan muslim pertama yang menjadi anggota lembaga legislatif. Saat disumpah ia menggunakan Al-Qur’an peninggalan Thomas Jefferson yang disimpan di perpustaakan kongres AS.

“Aku sudah lama tahu bahwa Thomas Jefferson memiliki (Salinan) Al quran, namun perhatian media terarah pada anggota Kongres yang menggunakannya dalam pengambilan sumpah. Aku tak mengira Alquran itu selamat,”  kata Keith Ellison seperti dikutip dari situs 15 Minutes History yang dikelola oleh The University of Texas, Austin, negara bagian Texas, Amerika Serikat.

Keputusan Thomas Jefferson untuk membeli terjemahan Al-Qur’an diyakini juga berhubungan dengan studi hukumnya  ketika ia belajar di College of William and Mary. Al-Qur’an  ini didapatnya di sebuah toko buku di Duke of Gloucester Street, London yang dikirimkan ke Virginia. Terjemahan Al-Qur’an  ini diyakini merupakan terjemahan terbaik pada masanya.

Al-Qur’an diyakini banyak mempengaruhi pemkiran dari Thomas Jefferson tentang kebebasam memeluk agama. Salah satu ayat Al-Qur’an yang menyatakan kebebasan memluk agama terdapat pada surah Al-Baqarah ayat 62, “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari Kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Bahkan lebih jauh, Oxford Islamic Studies menilai ada kesamaan antara Piagam Madinah yang digagas Nabi Muhammad SAW dengan isi pernyataan kemerdekaan Amerika Serikat yang menjamin setiap orang dalam memeluk agamanya masing-masing.

Thomas Jefferson pernah mempraktikan secara langsung toleransi beragama antar pemeluknya. Hal ini terjadi pada 9 Desember 1805 yang ketika itu Thomas Jefferson kedatangan tamu dari Tunisia. Jamuan pun disiapkan untuk tamu tersebut. Namun, tamu yang berasal dari Tunisia tersebut menolak jamuan tersebut secara halus karena ia sedang berpuasa. Melihat hal ini, Thomas Jefferson memutuskan untuk menunda pertemuan dan jamuan makan sehabis waktu berbuka puasa.

Harmonisnya hubungan Thomas Jefferson dengan Islam menimbulkan spekulasi bahwa ia telah berpindah agama ke Islam. Namun, tidak ada bukti untuk menjelaskan argument ini. Ketika ia mencalonkan diri untuk maju menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke-3, pesaingnya yang bernama John Adam memainkan issue bahwa Thomas Jefferson diam-diam telah memeluk agama Islam.

Thomas Jefferson yang memperjuangkan kebebasan beragama di Amerika Serikat didasari adanya desakan menjadikan AS sebagai negara  yang hanya mengakui Kristen Protestan sebagai National Religion. Hal ini juga menyingkirkan Kristen Katolik yang dianggap sebagai kekuatan asing lewat pengaruh Paus dan Vatikan. Apalagi agama Yahudi dan Islam. Bahkan, Islam datang terlebih dahulu ke benua Amerika yang dibawa oleh Laksamana Cheng Ho sebelum Columbus mengklaim dirinya sebagai orang pertama yang menemukan Amerika.

Sumber:   Lingkarannews.com   I   geotimes.co.id

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai