Balikpapan, Kota Minyak Borneo



Menurut legenda setempat penamaan Balikpapan berasal dari peristiwa seorang raja yang melepas puterinya agar tidak jatuh ke tangan musuh. Puteri sang raja yang usianya masih sangat muda tersebut diikat pada papan  dalam keadaan terbaring. Hingga akhirnya papan tersebut terbawa oleh arus dan terbalik. Papan yang membawa puteri raja tersebut akhirnya ditemukan oleh seorang nelayan di tepi pantai. Daerah tempat penemuan puteri raja inilah yang dinamakan Balikpapan. Konon puteri tersebut adalah anak dari raja yang berkuasa di Kerajaan Pasir.

Walaupun dilihat dari cerita legenda di atas membuktikan bahwa Balikpapan merupakan kota yang sudah sangat tua, namun disepakati bahwa hari jadi kota Balikpapan adalah 10 Februari 1897. Hal disepakati dari hasil “Seminar Sejarah Balikpapan” pada tanggal 1 Desember 1984.

Patokan tanggal hari jadi kota Balikpapan didasari oleh penemuan sumur minyak yang pertama kali di Balikpapan. Sumur minyak ini dibangun oleh Perusahaan Mathilda atas kerjasama antara J.H. Menten dengan pemilik Firma Samuel and Co yang bernama Mr. Adams.

Pengambilan minyak di lokasi tersebut disetujui oleh Kesultanan Kutai. Sumur minyak ini digali sedalam 222 meter yang lengkap dengan peralatannya seperti lima buah katup pengontrol, pipa, serta pengontrol tekanan. Awal produksi sumur minyak Mathilda mencapai 184 barrel dan komulatif total produksi sebanyak 68.375.

Karena begitu pentingnya, sumur minyak ini menjadi rebutan para penjajah bangsa luar. Oleh karena itu Belanda yang ketika itu menguasai Balikpapan memutuskan untuk menghancurkannya.

Selain Perusahaan Mathilda terdapat juga perusahaan lain yang mengeksploitasi minyak di Balikpapan. Seperti perusahaan-perusahaan asal negeri Belanda BPM, KPM, dan Shell. Salah satu perusahaan minyak yang mempunyai andil besar bagi Belanda ialah BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij) yang merupakan anak perusahaan dari Royal Dutch Shell.

Kilang Minyak BPM (collectie.wereldculturen.nl)

BPM didirikan di Den Haag pada tanggal 26 Februari 1907. Ketika kiang minyak dibangun di Balikpapan tahun 1922, Pelabuhan Balikpapan digunakan untuk pengapalan minyak mentah. Sejak itu juga Pelabuhan Balikpapan dipergunakan BPM sebagai tempat bersandarnya bisnis mereka.

Pada tahun 1942 Jepang berhasil mengkudeta kekuasaan Belanda di Balikpapan. Hal pertama yang dilakukan oleh Jepang ialah menguasai kilang minyak milik Belanda. Minyak menjadi hal penting bagi Jepang sebagai penggerak armada laut dan kendaraan lapis baja. Sebenarnya Jepang terlebih dahulu mendarat di Tarakan, namun seluruh kilang minyak di sana dihancurkan oleh Belanda sebagai antisipasi agar tidak dimanfaatkan oleh Jepang. Perhatian Jepang pun beralih ke Balikpapan.

Jepang mengultimatum agar Belanda tidak menghancurkan kilang minyak yang ada di Balikpapan. Jikalau Belanda tetap memutuskan untuk menghancurkan kilang minyak di Balikpapan maka Jepang akan membunuh seluruh orang Belanda. Alhasil, kilang minyak di Balikpapan masih ada dan utuh.

Tentara Sekutu yang dipimpin oleh Divisi 7 Australia mencoba kembali merebut Balikpapan dari tangan Jepang. Pertempuran ini mengakibatkan kerusakan pada pelabuhan dan tentunya kilang minyak di Balikpapan. Jepang yang terdesak memilih mundur dari medan pertempuran. Balikpapan pun dibawah kendali pihak militer tentara sekutu.

Perusahaan BPM Belanda kembali mencoba menancapkan kilang minyaknya di Balikpapan. Hal ini membuat masyarakat menolak tindakan sepihak Belanda. Perlawanan pun terjadi yang dikenal sebagai “Pertempuran Sangatta”.



Sumber:  balikpapanku.id   I   Wikipedia

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai