Panasnya Hubungan dengan Australia pada Zaman Soeharto
Hubungan antara Indonesia dan Australia sering kali naik
turun. Pada masa presiden Soeharto, hubungan kedua negara ini sempat memanas.
Ini terjadi ketika Portugis melepas sepenuhnya wewenang Timor Timur yang
memberikan pemerintahan sendiri terhadap koloninya tersebut. Namun proses
dekolonisasi tersebut tidak semulus yang diperkirakan. Ini terjadi karena
pemerintahan Indonesia pada saat itu khawatir jika Timor Timur akan menjadi
Kuba di Asia Tenggara. Terancamnya stabilitas politik Indonesia ini dikarenakan
kemunculan Fretilin di Timor Timur yang berhaluan kiri.
Keputusan pun diambil dengan melakukan intervensi terhadap
Timor Timur. Disaat bersamaan, Perdana Menteri Australia Gough Whitlam
berkunjung ke Indonesia dan menyatakan tidak keberatan dengan tindakan
Indonesia terhadap Timor Timur.
Tapi, Australia menyayangkan tindakan Indonesia yang dinilai
melakukan kekerasan untuk menduduki Timor Timur. Hubungan Indonesia dan
Australia memanas setelah disinyalir wartawan Australia yang sedang meliput
invasi di Timor timur dibunuh oleh TNI. Namun, Australia mencoba memulihkan
hubungan dengan Indonesia agar kembail harmonis.
Pada tahun 1976, kembali terjadi ketegangan setelah
pernyataan Perdana Menteri Australia yang membuat gusar Indonesia. Australia
lalu berdalih bahwa hal tersebut hanyalah sebuah kesalahpahaman. Dalam
menormalkan hubungan Indonesia dan Australia, Perdana Menteri Australia lalu
mengunjungi Indonesia dan menyatakan bahwa mengakui integrasi Indonesia
terhadap Timor Timur.
Hubungan kembali menegang setelah mantan konsul Australia di
Timor Timur membeberkan kesaksian di depan senat Amerika atas kekejaman yang
dilakukan Indonesia di Timor Timur. Mendengar hal ini tentu pemerintah
Indonesia melakukan ptotes.
Puncaknya pada tahun 1986, ketika editor Sydney Morning Herald yang bernama
Jenkins menulis sebuah artikel yang mengungkapkan jaringan usaha keluarga
Soeharto. Indonesia pun bereaksi atas hal ini. Lalu seluruh wartawan Australia
dilarang masuk ke wilayah Indonesia.
Sumber: SejarahRI
Comments
Post a Comment