Bukan Polisi Tidurnya


Polisi tidurpun pernah belajar tentang tata krama. Walau strukturnya padat, polisi tidur tersebut dapat hancur jika terus menerus dilindas. Begitu tapi, ia tetap menjalankan tugasnya sebagai penyandang jalan dari kebutan-kebutan manusia yang khilaf. Tanpa banyak embel-embel apalagi omong besar, polisi tidur menepati janjinya pada kampanye beberapa waktu lalu.

Di sana polisi tidur dengan diplomasi yang kelas Soekarno mengutarakan visi misinya kepada sekitarnya. Ia berjanji. Dan ia tepati. Tapi ini bukanlah seperti Noe Letto dengan lirik puitisnya yang berjudul 'Ruang Rindu'. Dimana perlu proses yang panjang dalam pengkaderannya. Polisi tidur ini punya juga proses tapi beda caranya.

Tentu caranya berbeda. Tidak usah ke sana, saya dengan anda, anda dengan ia, juga ia dengan dia, juga mungkin pasti berbeda. Baik itu beberapa sidik jarinya sampai cara ia mengayunkan raket bulutangkis.

Semua berbeda. Karena itu dunia penuh warna. Warnanya tergantung dengan apa yang mata kita lihat. Jika warnanya gelap, bersihkanlah sebentar. Jika terang syukur alhamdulillah. 

Dari sana ada yang sebagai kuning, ada yang menjadi hijau, ada mempresentasikan merah. Semua berwarna karena memang dunia ini penuh kasih. Kasih indah dari Yang Maha Kuasa yang tidak hentinya. Tiap hari walau kita sering lupa mengucapkan syukur ketika bangun dari tidur malam, Dia dengan senangnya tetap mendetakkan jantung kita walau esok-esok kita tetap lupa mengucap hamdallah. 

Karena cinta-Nya kita di sini. Karena cinta-Nya engkau dan aku hidup. Karena kuasa lagi kasih sayangnya Kau pertemukan aku dengan seorang.

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai