Barus Kota Penuh Sejarah
Barus atau Fansur
merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah dikenal sejak abad
ke-6 Masehi. Sejak saat itu Barus dikenal sebagai daerah penghasil hutan berupa
kampar dan kamenyan. Kota ini juga disebut dalam peradaban Melayu semasa Hamzah
Fansuri yang merupakan seorang penyair mistik.
Kota yang letaknya sejauh
359 km dari Medan ini masih menyimpan banyak misteri sejarah. Karena banyak
meyakini Kota Barus menjadi awal gerbang masuknya Agama Islam dan Kristen ke
Nusantara. Semua itu masih menjadi perdebatan oleh para arkeolog dan juga
sejarawan. Karena tidak semua situs-situs di kota ini dapat menjawab hipotesa
oleh para ahli.
Buku Nuchbatuddar tulisan
Addimasqi menyatakan bahwa Barus disebut dalam awal masuknya agama Islam pada
abad ke-7. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya makam yang bertuliskan Syekh
Rukunudin yang wafat tahun 48 Hijriah (672 M) di Makam
Mahligai. Makam ini menjadi bukti bahwa Islam sudah tiba di barus abad ke-7 M.
Pekuburan ini cukup unik dikarenakan panjangnya yang mencapai 7 meter.
Ini membuktikan adanya
komunitas Muslim sejak saat itu di Barus. Untuk agama Kisten, Dewan
Gereja-Gereja di Indonesia percaya sejak 645 sudah terdapat ajaran Kristen dari
Sekte Nestorian di daerah Barus. Keyakinan tersebut didasarkan pada buku
karangan Shaikh Salih al-Armini dan penjelajah Armenia Mabousahl yang mencatat
pada babd ke-12 sudah terdapat Gereja Nestorian.
Peneletian juga pernah dilakukan oleh tim arkeolog Prancis
(EFEO) yang bekerjasama dengan Pusat Penelitian Arkeolog Nasional (PPAN). Dari
hasil penelitian kedua lembaga tersebut disimpulkan bahwa Barus pada abad 9-12
Masehi merupakan perkampungan dengan banyak etnis. Mulai dari Arab, Aceh,
India, Cina, Tamil, Jawa,
Batak, Minangkabau, Bugis, Bengkulu, dan sebagainya.
Hal tersebut disampaikan berdasarkan
penemuan benda-benda yang memiliki nilai sejarah yang berumur ditaksir sudah
ratusan tahun. Ini menjadi semacam bukti bahwa Kota Barus merupakan daerah yang
makmur, yang banyak mendapati pendatang Islam (untuk berdagang) baik dari Arab,
Aceh, dan India. Mereka punya andil dan pengaruh cukup besar di dalam
masyarakat maupun kerajaan (saai itu Kerajaan Budha Sriwijaya). Pengruh mereka
akhirnya berdampak makin banyaknya penduduk yang memeluk Islam. Juga ada pula
Raja, Adipati, atau penguasa setempat yang akhirnya memilih Islam.
Namun belum diketahui secara pasti siapa
dan darimana orang pertama yang menyebarkan agama Islam pertama kali. Karena
tulisan pada nisan penyiar Islam yang ada di Makam Mahligai dan Papan Tinggi,
hanya ada penulisan Kaligrafi Arab yang menerangkan karakteristik tertentu
yakni, Cina, India, dan Persia.
Comments
Post a Comment