Jasa-Jasa Muammar Qaddafi





Di dalam buku Religion And Democracy :The Emergence Of The Power Of Political Islam In Tunisia, Egypt And Libya, karya Muhammad Fakhry Ghafur dikatakan bahwa tumbangnya Muammar Qaddafi tidak lepas dari intervensi asing di Libya.

Sejak adanya konflik di Libya, PBB segera bertindak dengan memberntuk United Nation Support Mission in Libya (UNSMIL). Tugas dari UNSMIL ialah untuk mempercepat peyelesaian konflik di Libya. Sementara itu, NATO terus-terusan menggempur basis kekuatan Qaddafi. Alhasil, Qaddafi tewas yang menyebabkan terbukanya lembaran baru dalam dinamika politik Libya.

Terlepas dari kontroversialnya sosok Qaddafi, ada beberapa jasanya yang tidak kecil terhadap dunia Islam.

Dalam Ensiklopedi Islam, ketika Qaddafi terpilih menjadi pemimpin Libya, ia kerap menggunakan minyak untuk kepentingan Islam. Qaddafi menyadari bahwa minyak merupakan anugerah yang diberikan Allah jika diolah dengan benar. Dengan minyak Qaddafi dan Libya berani menentang Israel dan membantu gerakan-gerakan kemerdekaan di belahan dunia.

Banyak bantuan keuangan yang besar untuk upaya misi Islam dalam organisasi-organisasi dan kegiatan yang diberikan pemerintah Libya. Qaddafi juga membantu kebangkitan Islam bagi kelompok-kelompok minoritas di negara-negara non-Muslim.

Hal ini terlihat ketika pada tahun 1971, Libya membantu umat Islam di Filipina yang berstatus pengungsi. Pembangunan masjid dan Islamic Centre, serta perundingan antara pemerintah Filipina dan MNLF (Moro National Liberation Front atau Front Pembebasan Nasional Moro) juga tidak luput dari Qaddafi.

Di dalam negeri, Libya menerapkan hukum berdasarkan ketentuan-ketentuan yang merujuk kepada Al Quran. Libya menerapkan hukuman potong tangan bagi kejahatan pencurian, potong tangan dan kaki untuk kejahatan perampokan, dan hukuman cambuk serta rajam untuk perzinaan.

Pada tahun 1974 Libya juga menerapkan hukuman cambuk bagi kejahatan memfitnah orang, melakukan zina, dan meminum alkohol. Dalam pasal II kontitusi Libya 1977 disebutkan bahwa Al Quran menjadi syariat masyarakat. Libya juga mengembangkan ide sosialisme religius dengan menganut sistem sosialisme Arab.

Setiap manusia pasti mempunyai kesalahan. Namun, dibalik semua itu tidaklah patut jika kita melupakan jasa-jasanya. Janganlah terus-terusan menghujat orang jahat dan menghalanginya untuk bertobat maupun berbuat baik.

Sumber: Republika

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai