Keris Pusaka dari Soekarno kepada Fidel Castro




Pandangan politik global pada masa lalu membuat hubungan Indonesia dan Kuba yang berjarak puluhan ribu kilometer terasa sangat dekat. Ketika itu Soekarno dan Fidel Castro sepakat untuk menentang kekuatan dunia yang mengandalkan kolonialisme dan kapitalisme.

Di Kuba pada 1 Januari 1959, Fidel Castro dan Che Guevara memimpin revolusi dengan menumbangkan rezim Batista yang pro AS. Setelah itu, Kuba berubah haluan menjadi sosialis-komunis. Presiden Soekarno yang  ketika itu juga menggaungkan revolusi mencoba menjalin hubungan dengan Kuba. Che Guevara yang merupakan salah satu tokoh revolusi Kuba datang ke Indonesia pada tahun Juni 1959.

Setahun kemudian Soekarno membalas lawatan Che Guevara  dan mengunjungi Kuba. Saat sampai di Kuba, Soekarno disambut meriah oleh rakyat Kuba. Sebagai usaha dalam menjalin hubungan baik, Soekarno menghadiahkan sebuah keris pusaka kepada Presiden Kuba, Fidel Castro.

Tiga tokoh fenomenal di atas masih dikenang namanya hingga sekarang. Pada pertemuan informal antara delegasi DPR RI dan Parlemen Kuba pada Senin (6/12/2016), momen kedekatan ketiga tokoh tersebut sempat menjadi bahasan. Ketika itu, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, menjelaskan pertemuan Soekarno, Che, Guevara, dan Castro dan menunjukkan sebuah foto ketika Soekarno memberikan keris pusaka kepada Fidel Castro.

 
Foto tersebut selain terpajang di museum juga ada di Wisma Indonesia atau rumah dinas Dubes Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Republik Kuba, Alfred T. Palembangan. Terdapat juga foto Soekarno ketika disambut Fidel di Bandara jose Mari, Havana.

Seolah ingin tahu lebuh jauh tetang keris, Wakil Ketua Parlemen Kuba, Ana Maria Machado tampak kagum. Mereka juga mencoba pengejaan kata keris dan menanyakannya. Setelah bisa melafalkannya mereka pun mengangguk.

Indonesia dan Kuba memiliki beberapa perbedaan. Dalam perkembangannya, Kuba menjadi negara dengan berpaham sosialis-komunis. Sementara Indonesia berideologi Pancasila dan selalu terbuka dalam berbagai aspek, tapi Kuba tertutup. Namun, berkat Soekarno, Che Guevara, dan Fidel Castro yang sekarang telah tiada, kedua negara dapat tetap menjalin hubungan walau berbeda paham.


Sumber: Detiknews

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai