Arabian Press Board Membantu Kemerdekaan Indonesia


Selain kantor berita Antara dan Domei terdpat juga kantor berita Arabian Press Board (APB) yang menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia. APB didirikan oleh dua orang keturunan Arab-Indonesia yang bernama Mohammad Dzya Shahab dan Mohammad Asad Shahab. Mereka berpendapat bahwa berita kemerdekaan Indonesia harus juga di dengar sampai ke mancanegara. Terlebih wilayah Timur Tengah yang sudah menjalin hubungan dengan Indonesia sejak ratusan tahun dengan banyaknya orang Indonesia yang menuntut ilmu agama di sana.

 

Pada awal kemerdekaan Indonesia banyak warga Timur Tengah yang tidak tahu masalah ini. Mereka tidak tahu adanya negara baru di Asia Tenggara yang bernama Indonesia.

 

“Bagi orang-orang Mesir umumnya hanya tahu tentang bangsa-bangsa Timur Jauh, seperti India dan Cina. Sebagian kelompok intelektual mengetahui tentang jajahan Belanda, juga para mahasiswa Mesir yang kenal dengan orang Indonesia yang bersekolah di sana. Sedang para haji —yang karena pernah pergi ke Mekkah—menjadi tahu tentang Jawa,” catat A.R. Baswedan dalam “Catatan dan Kenangan”, termuat di Seratus Tahun Haji Agus Salim.

 

Untuk memenuhi pengakuan negara lain sebagai syarat berdirinya negara maka para diplomat Indonesia pergi ke Timur Tengah. Belanda mencium gelagat ini dan mencoba menggagalkan misi mereka. Belanda berusaha memblokade informasi dan komunikasi antara Indonesia dan Timur Tengah. Hal ini menyebabkan kabar mengenai Indonesia menjadi simpang siur di sana.

 

Belanda juga mengirim utusan bernama Muhammad bin Abdullah Alamudi untuk menyebarkan propaganda kepada pemimpin Timur Tengah. Usaha ini dilakukan untuk membatalkan dukungan negara Timur Tengah kepada Indonesia.

 

Dengan sigab APB membongkar propaganda utusan Belanda ini dalam berita “Rombongan Penghianat akan Mengunjungi Negara-Negara Arab, Propagandis Belanda, dan Pedagang Belanda.” Langkah-langkah yang dilakukan APB ini berhasil menepis propaganda buruk dari utusan Belanda yang mencoba mempengaruhi pemimpin-pemimpin Timur Tengah.

 

APB berperan penting menepis propaganda buruk yang dilakukan Belanda terhadap Indonesia di Timur Tengah. Mereka giat mengabarkan perkembangan dari utusan delegasi Indonesia yang berjuang mencari dukungan. APB membuat berita dengan menerjemahkan berita berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab dan menyebarkannya ke jejaring yang bekerjasama dengan mereka di seluruh Timur Tengah. Jejaring di Timur Tengah ini berperan bagi APB untuk terlepas dari blokade Belanda.

 

Berkat APB warga Timur Tengah mengetahui perkembangan gerakan mempertahankan kemerdekaan di Indonesia. Ikhwanul Muslimin yang merupakan organisasi di Timur Tengah secara langsung mendukung upaya kemerdekaan Indonesia.

 

“Negara-negara tersebut memperoleh berita terpercaya dari orang-orang dan lembaga yang terpercaya pula, dimana hal itu telah dilakukan oleh Asad Shahab melalui kantor berita Arabian Press Board,” kata Mulyadi doktor Ilmu Politik FISIP UI.

 

Pengakuan dari negara lain terhadap kemerdekaan Indonesia sangat penting untuk posisi Indonesia di mata dunia. Salah satu cara yang bisa dilakukan ialah dengan pemberitaan pers. Hal inilah yang dilakukan APB yang turut andil dalam kemerdekaan Indonesia. Namun, jejak-jejak kantor APB sekarang sudah tidak dapat kita temukan karena rata dengan tanah. Dahulu kantor APB berada di Gang Tengah, Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat.

 

Sumber:   historia.id


Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Konfrontasi Politik dalam Pembebasan Irian Barat

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai