Bung Karno dan Makam Imam Bukhari
Itulah sedikit kutipan pidato dari Sang Proklamator"Kita bangsa yang besar, bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan itu diembel-embel dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik tetapi budak"
. Dapat dilihat di atas bahwa Soekarno menginginkan bangsa ini tidak menjadi bangsa pengekor yang selalu mengikuti apa kemaun bangsa asing. Merupakan cita-cita mulia dari beliau untuk membebaskan negeri ini dari lingkaran asing agar rakyatnya sejahtera. Sejahtera dengan perjuangan sendiri, bukan dengan cara menunngu buah jatuh dari pohonnya, namun dengan cara memanjat pohon tersebut.
Ini terlihat ketika Bung Karno diundang oleh presiden Uni Soviet, Nikita Sergeyevich Khrushchev untuk mengunjungi Moskow. Uni Soviet ingin membuktikan kepada AS pada saat itu, bahwa Indonesia dapat berdiri di belakang Uni Sovyet (Komunis). Tentu Bung Karno tidak langsung menerima tawaran itu. Beliau memberi syarat kepada Presiden Uni soviet untuk menemukan makam pewaris hadist Rasulullah SAW yaitu, Imam Bukhari yang pada saat itu kabarnya terletak di Samarkand, Uzbekistan. Dialog pun terjadi antara keduanya.
"Saya mau datang ke Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus dipenuhi. Tidak boleh tidak" kata Bung Karno.
"Apa syarat yang Paduka Presiden ajukan?" Nikita balik bertanya. "Temukan makam Imam Bukhari, saya ingin menziarahinya" jawab Bung Karno.
Bung Karno pun memenuhi janjinya untuk mengunjungi Moskow. Dapat dimengerti mengapa Bung Karno mengajukan syarat itu. Yang pertama, karena panasnya suasana politik antara Uni Soviet dan AS pada saat itu, Bung Karno beralasan mengunjungi Uni Sovuet untuk alasan ziarah ke makam Imam Bukhari. Dan untuk yang kedua, Bung Karni ingin membuktikkan kepada dunia bahwa Bangsa Indonesia tidak dapat diperbudak, dipengaruhi begitu saja.
Comments
Post a Comment