"De Haantjes van Het Osten" Sultan Hasanuddin
Lahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Magape sebagai pemberian dari Qadi Islam Kesultanan Gowa. Beliau lahir di Makassar 12 Juni 1670. Sultan Hasanuddin mendapat julukan dari Belanda dengan sebutan De Haantjes van Het Osten atau dalam bahasa Indonesia Ayam Jantan dari Timur. Karena keberanian beliau menentang Belanda pada saat itulah sehingga Belanda menjulukinya.
Sultan Hasanuddin lahir dari seorang ayah yang menjadi Raja Gowa ke-15. Setelah itu Sultan Hasanuddin naik takhta menjadi Raja Gowa dan mendapat gelar Sultan Hasanuddin Tumengana Ri Bella Pangkana. Sultan Hasanuddin dihadapi masalah ketika Belanda diwakili VOC memonopoli perdagamgam rempah-rempah.
Ketika itu VOC dibawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman ingin menudukkan kerajaan-kerajaan kecil, namun belum berhasil menundukkan Kesultanan Gowa. Untuk menghadapi VOC, Sultan Hasanuddin menggabungkan berbagai kekuatan dari kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia Timur.
Pertempuranpun terjadi dan terus berlangsung. Kesultanan Gowa mulai melemah karena VOC menambah kekuatannya. Hingga akhirnya tanggal 18 November 1667 tejadi perdamaian kedua belaj pihak di Bungaya. Tapi perdamaian tersebut sangat merugikan Kesultanan Gowa dan memebuat Sultan Hasanuddin kembali memberikan perlawanan ke VOC. Pertarungan sangat sengit sehingga VOC meminta bantuan dari Batavia. Bertambahnya kekuataan VOC ini membuat benteng terkuat di Gowa jebol diterobos pada tanggal 12 Juni 1669. Setahun kemudian Sultan Hasanuddin megundurkan diri dari takhta kerajaan.
Keberanian dan kegigihan beliau untuk melawan penindasan VOC patut selalu kita kenang. Beliau merupakan salah satu diantara putra-putra terbaik yang lahir di bangsa ini. Sultan Hasanuddin sebenarnya dapat hidup tenang jika tidak mencari ribut dengan VOC pada saat itu. Beliau tidak perlu capek-capek menjadi pemimpin perang melawan VOC dan jika lebih memilih tidur-tiduran di istana kerajaan. Namun melihat rakyatnya tertindas beliau tidak tinggal diam. Beliau mengerahkan segenap jiwa raganya untuk mempertahankan tanah kelahiran beliau dari cengkraman pihak-pihak jahat. Tentu beliau melakukan hal ini dengan ikhlas dan tanpa pamrih.
Comments
Post a Comment