Jiwa yang Berani dan Suci

Setiap golongan manusia di dunia ini pasti mempunyai simbol yang pusaka. Mulai dari lambang, logo, maupun bendera. Pastinya di dunia ini mungkin tidak ada bangsa yang tidak mempunyai simbol suci bagi mereka yaitu, sebuah bendera. Bendera merupakan representasi kedaulatan dan kejayaan sebuah bangsa.  Dari sebuah kain yang berbentuk persegi itu, sebuah bangsa dapat dengan gagah menunjukkan kejayaan di hadapan bangsa lain. Baik itu dibidang pendidikan, militer, ataupun olahraga.




Bendera menurut kata pujangga adalah suatu perkara yang mudah yaitu, tak lebih pada sehelai kain berwarna walaupun manusia mati-matian mempertahankannya. Benar kata mereka bendera itu tidak lebih dari shelai benang secara fisik. Namun jika kita memaknainya secara simbolis akan berdampak besar hingga dapat mengakibatkan manusia rela mati-matian mempertahankannya, seperti kata di atas.


Tentu banyak simbol-simbol bendera yang telah mendampingi jalannya kemerdekaan negeri ini. Mulai dari Kerajaan Majapahit sampai Kesultanan Banjar semuanya mempunyai simbol kenegaraan yang menjadi identitas mereka pada saat itu. Tapi setelah kemerdekaan Republik ini dikumandangkan sahlah "Merah Purih" menjadi simbol kedaulatan, kejayaan, dan perjuangan bangsa ini.

Warna merah putih sejatinya diambil dari panji Kerajaan Majapahit pada abad ke-13. Merah melambangkan raga manusia, sedangkan putih mempunyai makna jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi raga dan jiwa manusia untuk memperjuangkan kedaulatan bangsa ini. Tetunya raga yang "Merah" lagi berani dan jiwa "Putih" yang suci.

Dalam perjuangan mempertahankan kedaulatan bangsa ini tidak cukup jiwa yang berani jika tidak diiringi hati yang bersih dan suci. Jika hal itu terjadi hancurlah negeri ini ditangan para koruptor yang raganya berani namun tidak suci hatinya. Pertanyaannya adakah masih jiwa leluhur bangsa ini yang berani lagi suci pada umat negeri ini?Tentu ada. Dengan penduduk lebih dari 200 ribu jiwa, masih ada potensi besar bangsa ini kembali pada kedaulatan yang makmur.

Jadi menjadi pilihan bagi kita untuk meneruskan perjuangan para leluhur bangsa ini atau berganbung dengan para pemimpin busuk yang di sana. Tumbuhkanlah kembali raga yang berani dan jiwa suci pada bangsa ini. Karena jika orang baik hanya diam tidak bertindak, orang yang punya niatan jahatlah yang  terus akan berkuasa.

Comments

Popular posts from this blog

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai

Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Jepang

Mimpi Osman Ghazi akan Konstantinopel