Mengurangi Potensi Penipuan, Cak Nun
Emha Ainun Nadjib atau yang juga dikenal Cak Nun merupakan seorang intelektual Muslim. Walau menguasai bidang budaya, seni, sejarah, maupun pengetahuan tentang Islam, Cak Nun selalu berpakaian seperti orang biasa ketika sedang melakukan ceramah.
"Kalau saya datang dengan berpakaian gamis dan sorban, memang tidak ada salahnya. Cuman saya takut semua orang berkesimpulan bahwa saya lebih pandai daripada yang lain. Lebih parah lagi, kalau mereka berkesimpulan saya lebih alim. kalau itu tidak benar, itu kan namanya penipuan" kata Cak Nun
"Kalaupun memang benar, apakah akhlak itu untuk dipamerkan kepada orang
lain (melalui pakaian)? Tidak boleh kan? Maka semampu-mampu saya,
berpakaian seperti ini untuk mengurangi potensi 'penipuan' saya kepada
Anda. Anda tidak boleh mendewakan saya, me-Muhammad-kan saya,
meng-habib-kan saya, karena saya adalah saya karena Allah menjadikan
saya sebagai saya dan tidak karena yang lain. Maka Anda obyektif saja
sama saya.” lanjut Cak Nun.
Cak Nun tidak mempersalahkan orang yang berpakaian gamis dan sorban. Ia malah salut kepada mereka karena menunjukkan rasa cintanya kepada Nabi SAW dengan cara mengikuti cara berpakaian beliau.
Sebenarnya sunnah Rasulullah SAW yang paling mendasar ialah akhlaknya bukan kostum. Itulah mengapa Cak Nun selalu memposisikan dirinya sama kepada jamaahnya. "Tidak apa-apa kalau ilmu agamamu masih pas-pasan, itu malah membuatmu
menjadi rendah hati. Banyak orang yang sudah merasa tahu ilmu agama,
malah menjadikannya tinggi hati, " begitu pesan Cak Nun.
Begitulah pesan Cak Nun. Tidak penting penampilan kita bagaimana tetapi hatilah yang berbicara. Apalah artinya jikalau pakaian bagaikan orang terpandang tetapi mempunyai hati busuk. Seorang Cak Nun yang paham berbagai ilmu seperti agama, sejarah, budaya, sampai seni masih dapat membumi bersama para rakyatnya dan tetap merendah di hadapan Tuhan.
Comments
Post a Comment