Dari Soekarno sampai Joko Widodo
Pada 'gelas' ini ditampilkan sebuah wejangan-wejangan dari bapak-bapak hebat yang tertera di sini. Kemaren saya minta sedikit nasehat-nasehat dari mereka semua. Dan tentunya mereka menjawabnya dengan hati gembira. Dari sana saya ketahui karakter-karakter dari mereka semua. Ada yang secara gamblang menyatakan sebuah riwayat. Ada pula dengan kegemilangan hatinya dapat meredam seluruh amarah sepelosok negeri ini. Untuk itu agar 'gelas' ini tidak berdebu dengan cepat saya suguhkan 'minuman' yang dapat menjelajah harmoni.
1. Soekarno
"Beri aku 1000 orang tua maka akan kucabut Sumeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya kuguncangkan dunia"
"Bermimpilah setinggi langit. Kelak jika kau terjatuh, kau akan jatuh diantara bintang-bintang"
2. Soeharto
"Kita perlu berani mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah"
"Jangan pernah menyalahkan orang lain karena megecewakan kamu. Salahkan diri kamu sendiri. Karena berharap terlalu banya kepada mereka"
3. B. J. Habibie
"Tanpa cinta kecerdeasan itu berbahaya. Tanpa kecerdasan cinta itu tidak cukup"
"Tak perlu seseorang yang sempurna. Cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapapun"
4. K. H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
"Tidak penting apapun agama ataupun sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah tanya agamamu"
"Memuliakan manusia berarti memuliakan Penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia, berarti merendahkan dan menistakan Penciptanya"
5. Megawati Soekarnoputri
"Nabi saja seorang pemimpin, tapi nggak sarjana kok"
6. Susilo Bambang Yudhoyono
"Tantangan akan jadi ketentraman jika dihadapi dengan iman dan taqwa"
"Pelihara semangat dan tekad membaja. Untuk menjadi yang terbaik dalam mengharumkan nama bangsa dan negara kita"
7. Joko Widodo
"Merah putih ada harapan berkibar kembali dengan rasa hormat dan bermartabat sebagai bangsa"
"Bukan kesulitan yang membuat kita takut. Tapi sering ketakutanlah yang membuat sulit. Jadi jangan muda menyerah"
*Emha Ainun Nadjib (Cak Nun)
"Yang mana yang harus kita lakukan lebih banyak? Meminta ma'af sebanyak-banyaknya ataukah menyiapkan perma'afan seluas-luasnya"
Comments
Post a Comment