Mohammad Natsir yang Dinilai Lebih oleh "Pihak Luar"


Mohammad Natsir lahir di Kabupaten Solok, Sumatera Barat pada tanggal 17 Juli 1908. Ia merupakan anak dari pasangan Mohammad Idris Sutan Saripado dan Khadijah. Dari sana Mohammad Natsir (M. Natsir) memiliki tiga saudara kandung yaitu, Yukinan, Rubiah, dan Yohanusun.

M. Natsir yang juga dikenal dapat menguasai bahasa Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Arab, dan Esperanto. Natsir menimba ilmu di Sekolah Rakyat Maninjau hingga kemudian pindah ke Hollansch-Inlandsche School Adabiyah di Padang. Ia juga menyempatkan diri untuk belajar ilmu agama Islam di Madrasah Diniyah pada malam hari. Pada tahun 1923, ia melanjutkan pendidikannya di MULO yaang merupakan Sekolah Menengah Pertama pada zaman kolonial Belanda. Hingga alhirnya lulus, ia langsung mengambil jalur pendidikannya ke Algemeene Middelbare School (AMS) hingga tamat tahun 1930.

M. Natsir dikenal sebagai pemberontak secara sepihak pada masa pemerintahan Soekarno maupun Soeharto. Oleh karena itu ia sempat menikmati masa-masa ketika dipenjarakan. Namun di Dunia Islam ia dikenal luas sebagai seorang yang melintasi batas bangsa dan negara. Oleh Bruce Lawrence, M. Natsir merupakan sosok politisi yang paling menonjol dalam pembaruan Islam.

Di tahun 1957 oleh Raja Tunisia, Lamine Bey, ia mendapatkan sebuah penghargaan berupa Grand Gordon (Nichan Istikhar) atas kontribusinya yang membantu perjuangan kemerdekaan rakyat Afrika Utara. Selain itu ada Jaa-izatul Malik Faisal al-Alamiyah yang juga merupakan penghargaan interasional yang diterimannya.

Pada tahun 1980, Raja Fahd Arab Saudi melalui Yayasan Raja Faisal menanugerahi penghargaan Faisal Award. Di bidang politik Islam ia mendapat gelar doktor kehormatan dari Universitas Islam Lebanon. Tidak hanya itu, pada bidang sastra ia mendapat gelar kehormatan dari Universitas Kebangsaan Malaysia. Dan oleh Universitas Sains Malaysia ia memperoleh gelar kehormatan di bidang pemikiran Islam.

Dengan melihat kontribusinya Soeharto tetap juga enggan memberi gelar pahlawan kepada M. Natsir. Baru ketika tahun 2008 pada masa pemerintahan SBY, M. Natsir dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional setelah 15 tahun kematian beliau.

Comments

Popular posts from this blog

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai

Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Jepang

Mimpi Osman Ghazi akan Konstantinopel