Mengenal Abjad Jawi


Abjad Jawi merupakan ragam tulisan abjad yang menggabungkan huruf arab dengan Bahasa Melayu. Abjad ini terdapat di beberapa daerah seperti, Brunei dan Malaysia sebagai tulisan resmi. Sementara di Patani, Indonesia, dan Singapura digunakan untuk keperluan religius.

Kemunculan abjad ini berhubungan dengan kedatangan Agama Islam ke tanah Melayu maupun sekitarnya. Karena ucapannya menggunakan Bahasa Melayu, ada tambahan beberapa huruf seperti ucapan, "o", "p", dan "ŋ", untuk mengakomodasi bunyi yang tidak ada dalam Bahasa Arab.

Adanya Prasasti Terengganu menjadi bukti awal tulisan ini di Malaysia. Prasasti ini bertuliskan tahun 702 Hijriah atau abad ke-14 Masehi. Penulisan tahun di prasasti ini ditulis dengan tidak menggunakan angka. Sehingga hanya dapat terbaca 'tujuh ratus dua'. Dan untuk kata 'dua' ini bisa diikuti dengan kata lain: lapan, dualapan, lapan. Bisa juga kata ini diikuti dengan kata 'sembilan'. 

Untuk itu penulisan tarikh di prasasti ini menimbulkan banyak spekulasi. Bisa dianggap sebagai 702, 720-729, atau 780-789 H. Namun di sisi lain prasasti ini juga menyebutkan "Tahun Kepting" yang merujuk pada tahun 1326 M dan 1386.

Abjad ini menjadi awal penulisan abjad untuk Bahasa Melayu. Dimulai ketika masa Kerajaan Pasai sampai Kesultanan Malaka, Kesultanan Johor, Kesultanan Aceh, dan juga Kesultanan Patani ketika abad ke-17.


Bukti dari penggunaan abjad ini juga bisa dilihat pada Batu Bersurat Trengganu. Di sana tertarikh tulisan 702 Hijriah dalam kalender Islam. Baru ketika abad ke-19, alfabet Romawi diperkenalkan.

Abjad Jawi memiliki peran di masyarakat di urusan tata usaha, adat istiadat, dan perdagangan. Untuk itu abjad Jawi memegang peranan penting. Perjanjian-perjanjian antara raja-raja Melayu dengan pihak luar juga digunakan abjad Jawi sebagai perantara. Pernyataan kemerdekaan Malaysia juga sebagian tertulis dengan abjad Jawi. Untuk orang-orang Melayu Patani abjad ini masih digunakan sampai sekarang.

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai

Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Jepang