Bahasa Ibrani, Bahasa Orang Yahudi
Bahasa Ibrani jika dilihat secara kultural sering dianggap
sebagai bahasanya orang Yahudi. Tapi jika ditilik lebih jauh Bahasa Ibrani juga
dipakai oleh orang non-Yahudi, seperti orang Samaria. Bahasa Ibrani merupakan
bahasa resmi Israel yang termasuk Bahasa Semitik dari cabang rumpun bahasa
Afro-Asia. Walau hampir punah bahasa ini terus dipergunakan sebagai bahasa
liturgi Yudaisme dan bahasa sastra serta dipakai dalam mempelajari Alkitab dan
Mishnah.
Pada abad ke-19 dan permulaan abad 20, bahasa ini kembali
dituturkan menjadi bahasa sejati bagi para penuturnya. Bagi kaum Yahudi sedunia
maupun di Israel, bahasa ini lalu menggantikan Bahasa Arab, Bahasa Ladino, Bahasa
Yiddish dan lain sebagainya.
Bahasa Ibrani merupakan salah satu dari dua bahasa resmi Israel
selain Bahasa Arab. Bahasa Ibrani juga sering disebut dengan i’vrit, yang
merupakan penamaan asli dari dalam Bahasa Ibrani.
Ibrani jika dirujukkan sebagai warganegara ditujukan kepada
Bani Israel purba. Namun jika sebagai bahasa merujuk kepada salah satu dari
beberapa dialek bahasa Kanaan.
“Bahasa Ibrani adalah cabang dari bahasa Kanaan dan
Amorit, atau lebih tepat Kanaan dan Amorit adalah dialek-dialek nenek moyang
yang melalui percampuran keduanya pertumbuhan bahasa Ibrani dapat dijelaskan.”(Interpreter’s
Dictionary of the Bible, vol.2, 552).
Dialek Kanaan
Selatan mencakup Bahasa Ibrani (Israel) dan Moabit (Yordan). Sedangkan untuk
Fenisia (Lebanon) dapat disebut dialek Kanaan Utara. Bahasa Kanaan memiliki
kekerabatan dengan Bahasa Aram dan juga Bahasa Arab Selatan-Tengah dalam
takaran yang lebih sedikit.
Ditengah musnahnya dialek Kanaan yang lain,
Bahasa Ibrani masih bertahan dan terus berkembang mulai abad ke-10 SM sampai
periode sebelum Zaman Bizantium abad ke-3 atau abad ke-4 Masehi. Setelah itu
hingga abad ke-19, Bahasa Ibrani dipakai terus sebagai bahasa kesussasteraan.
Abjad Ibrani
terdiri atas 22 huruf. Dalam teks-tek Ibrani kuno sering yang ditulis hanya
huruf konsonan saja tanpa huruuf vokal. Baru ketika tahun 500 M sampai 1000 M,
sistem penulisan vokal dipergunakan. Ini digunakan atas dasar untuk
melestarikan tradisi lisan tersebut. Teks yang tidak menggunakan huruf vokal
tersebut seing disebut “teks tanpa titik”. Bagi para pemula yang ingin belajar,
penulisan yang tidak dibubuhi huruf vokal sangat bermanfaat dalam pembelajaran.
Comments
Post a Comment