Hingar Bingar New York
Hingar bingar di Sekumpul mungkin kalah dengan New York.
Memang Sekumpul tidak semegah New York, namun tentu ada perbedaan antara keduanya.
New York dpenuhi hingar bingar orang-orang yang berdalih untuk menghabiskan
waktu. Waktu apa yang dimaksud? Waktu kehidupan maksudnya? Jika niatannya ingin
menghabiskan waktu, berarti juga berniat menghabiskan sisa kehidupan dengan
sia-sia?
Untuk itu, Sekumpul punya cara tersendiri. Di setiap sudut
jalan hampir mudah ditemukan orang yang berdagang. Mereka menjajakan dagangan
mereka dengan diselingi senyum manis para penjual. Terhitung dari matahari baru
menyapa sopan sampai hilangnya matahari perlahan, hingar bingar Sekumpul punya
cara tersendiri. Itulah hingar bingar Sekumpul. Ditandai dengan bekerja
semaksimal mungkin. Mayoritas berdagang. Mungkin karena mereka juga mengikuti
junjungan Rasulullah SAW yang juga sempat menjadi pedagang. Walau bekerja,
mereka tentunya tidak lupa untuk berkmunikasi dengan Sang Pencipta. Begitu
mudah menemukan musholla kecil di daerah tersebut.
Itulah hingar bingar Sekumpul. Sebuah konsepsi dimana
kebersamaan dijunjung tinggi. Memang Sekumpul tidak punya gedung-gedung megah
juga menara-menara menjulang tinggi seperti halnya di Dubai. Namun, tanpa itu
semuanya berjalan baik. Berjalan tentunya akan selaras jika kedua kaki seirama.
Jika tidak pasti akan menimbulkan konflik.
Antara sepasang kaki tentunya berlawanan ketika berjalan.
Ketika satu kaki ke depan, musti yang lain ke belakang. Perbedan tersebut
diciptakan oleh Sang Pemurah karena untuk saling melengkapi. Itulah juga
mengapa Tuhan Yang Maha Esa menciptakan negeri ini terdiri dari bermacam-macam
suku. Namun pada intinya tetap satu.
Satu yang paling sering terlupa ialah jasa-jasa pahlawan
yang bertaruh nyawa untuk negeri ini. Banyak pemuda-pemudi yang lebih
mengidolakan superhero-superhero rekaya. Ketika kita berbicara tentang pahlawan
bangsa ini apalagi sejarah banyak yang berkata ”That is not important”.
Tapi syukur para pahlawan-pahlawan
kita terdahulu itu ikhlas berkorban. Mereka tidak diminta pujaan-pujaan apalagi
sanjungan. Mereka dengan ikhlas menyertakan raga jiwa mereka kepada Sang Maha
Kuasa untuk negeri ini.
Comments
Post a Comment