Dinasti Goryeo, Berakhir Karena Pemberontakan
Dinasti Goryeo merupakan dinasti yang didirikan di Sogondo
(Kaesong) oleh Wang Geon pada tahun 918 M. Dinasti yang berakhir tahun 1392
ini, menggabungkan “Tiga Kerajaan Akhir Korea” dengan menguasai Silla dan mengalahkan Kerajaan
Hubaekje. Lahirnya Goryeo menjadi akhir dari Periode Negara Selatan dan Utara
sekaligus dimulainya unifikasi Korea yang sesungguhnya. Pada tahun 1392 Jenderal
Yi Seong-gye memberontak kepada
Dinasti Goryeo dan menjadi akhir dari kekuasaan Dinasti Goryeo.
Awal kelahiran Dinasti Goryeo bermula ketika abad ke-9, Silla dan Balhae mengalami ketidakstabilan yang menimbulkan masalah
masing-masing. Silla mengalami
konflik internal berupa pertikaian penerus tahta dan berakibat kepada goncangan
politik. Sementara di Balhae terjadi
krisis dan tekanan dari Dinasti Liao yang merupakan kerajaan Bangsa Khitan.
Akhirnya muncul seorang tokoh militer dari daerah Wang Geon.
Ia mendirikan kekuatan baru yang bernama Goryeo dan mengajak para jenderal
untuk ikut serta dalam politik pemerintahan. Setelah menghimpun kekuatan yang
cukup, Goryeo mulai melancarkan ekspansi teritori ke arah utara.
Dinasti Goryeo mengalami pemberontakan pada abad ke-12.
Dampak dari pemberontakan tersebut ialah terjadi perubahan yang besar terhadap
agama dan landasan di Goryeo. Kudeta yang terjadi mengakibatkan penyingkiran
menteri-menteri sipil dari pemerintahan. Banyak sarjana Konfosius juga berhenti
dari pemerintahan dan lebih memilih menjauh ke tempat-tempat yang sunyi.
Invasi Mongol meluluh-lantahkan Goryeo pada tahun 1231.
Invasi pertama yang dilakukan Mongol terdiri atas 6 seri yang terjadi selama
lebih dari 40 tahun. Ketika pasukan Mongol menyerang, rezim militer menyelamatkan
diri ke Pulau Ganghwa untuk bertahan dari serangan pasukan Mongol.
Akhirnya terjadi resistensi Goryeo yang menghasilkan
perjanjian damai. Di dalam perjanjian tersebut tercantum syarat bahwa Dinasti
Goryeo dapat meneruskan silsilah keturunan dan kedaulatan raja-rajanya.
Sementara Mongol memberi syarat untuk Goryeo untuk menyediakan tentara dan
material. Tentara dan material tersebut digunakan untuk menyerbu Jepang tahun
1274 dan 1281. Dinasti Goryeo juga dibebankan upeti dan pergantian raja harus
sesuai dengan keinginan Dinasti Yuan.
Berakhirnya perang dengan Mongol mengakibatkan perubahan
kehidupan politik kerajaan. Banyak kuil-kuil Buddha yang mendapat dukungan dari
aristokrat dihidupkan kembali secara ekonomi maupun politik. Para pendeta juga
diberi kesempatan untuk berpartisipasi politik.
Anggota kerajaan juga mendapat keuntungan dengan mendapatkan
pertukaran budaya dengan Bangsa Mongol.
Ketika ini pula pertama kalinya kapas masuk ke Korea. Dengan masuknya
kapas ke Korea, menimbulkan perkembangan pesat bagi industri sandang rakyat
Goryeo.
Akhir dari Dinasti Goryeo terjadi ketika tahun 1388, Yi Seong-gye dan Jeong Do-jeon mengerahkan pasukan mereka untuk melakukan kudeta. Dengan kepiawaiannya, akhirnya
Dinasti Goryeo dapat dilumpuhkan dan akhirnya bubar. Lalu Yi Seong-gye mendirikan dinasti baru yang bernama Dinasti Joseon
dengan ia sendiri yang memimpinnya.
Sumber: Wikipedia
Comments
Post a Comment