Hugo Chavez, Jauh Sebelum Menjadi Presiden
Hugo Rafael Chavez Frias atau yang hanya sering disebut Hugo
Chavez merupakan mantan presiden Venezuela. Hugo Chavez merupakan penganut
paham politik Bolivarianisme dan Sosialisme Abad ke-21. Untuk itu ia fokus
dalam mereformasi dengan menerapkan reformasi sosialis di Venezuela. Masa
pemerintahan Venezuela di bawah kendali Hugo Chavez dinilai sebagai “Gelombang
Merah Jambu” sosialis yang dapat mempengaruhi seluruh Amerika Latin. Bersama
mereka, Chavez mengkumandangkan kebijakan-kebijakan yang bersifat anti-imperialis,
menjadi musuh utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat, dan pengkritik
lantang neoliberalisme dan kapitalisme laissez-faire yang didukung AS. Bahkan
Chavez sempat membanding-bandingkan presiden AS saat itu. George W. Bush dengan
seekor keledai.
Hugo Chavez memasuki dunia militer ketika masuk Akademi Ilmu
Militer Venezuela di Caracas pada usia 17 tahun. Ketika di Caracas itulah,
Chavez muda melihat masalah kemiskinan endemik yang diderita kaum pekerja.
Situasi ini mirip dengan apa yang ia dulu rasakan.
Pada tahun 1974, Chavez terpilih dalam peringatan 150 tahun
Pertempuran Avaucho yang berlangsung di Peru. Ketika di Peru, Chavez
mendengarkan pidaro presiden yang berpaham kiri, yaitu Jenderal Juan Velasco
Alvarado. Chavez begitu tertarik dengan ide-ide Juan Velasco. Tidak ketinggalan
buku-buku karangan Juan Velasco juga ia baca sampai habis dan bahkan hafal
beberapa kutipan pidatonya. Chavez juga berteman akrab dengan putra presiden
Panama (Omar Torrijos) yang merupakan jenderal militer yang berpaham kiri.
Ketika berkunjung ke Panama, Chavez kagum dengan program
reformasi lahan yang menguntungkan petani. Juan Velasco dan Torrijos sangat
berpengaruh bagi seorang Cahvez. Bahkan ia pernah berkata, "Bersama Torrijos, aku menjadi seorang
Torrijis. Bersama Velasco, aku menjadi seorang Velasquis. Dan bersama Pinochet,
aku menjadi seorang anti-Pinochetis."
Chavez lulus akademi militer pada tahun 1975 dengan menjadi
salah satu lulusan terbaik pada angkatannya. Setelah lulus, Chavez ditugaskan
sebagai petugas komunikasi di satuan Kontra Pemberontak di Barinas.
Suatu saat Chavez pernah menemukan sebuah tumpukan buku pada
mobil yang penuh lubang peluru. Kemungkinan buku-buku tersebut yang merupakan
literatur Marxis itu dimiliki pemberontak. Lalu, Chavez membaca seluruh
buku-buku tersebut yang merupakan karangan Karl Marx, Lenin, dan Mao Zedong.
Setelah membaca seluruh isi buku tersebut, Chavez semakin yakin bahwa perlunya
pemerintahan sayap kiri di Venezuela. Chavez akhirnya menyatakan secara resmi
bahwa ia beralih ke paham kiri pada usia 21 atau 22 tahun.
Chavez terlihat dalam pertempuran melawan “Partai Bendera
Merah” yang merupakan pemberontak Marxis-Hoxhais. Ia juga pernah ikut campur
tangan untuk mencegah pemukulan seorang yang diduga pemberontak oleh tentara
lain. Mulai saat itu Chavez mulai meragukan Angkatan Darat dan metode
penyiksaan mereka. Di saat bersamaan, Chavez semakin kritis terhadap Angkatan
Darat dan pemerintah yang dituduh melakukan korupsi. Walau kekayaan Venezuela
datang dari minyak nasional, Chavez meyakini bahwa kekayaan ini tidak dinikmati
oleh penduduk Venezuela secara keseluruhan. Menurutnya ini sangat tidak
demokratis. Ia lalu mulai bersimpati pada “Partai Bendera Merah” yang sejalan
dengan misinya namun menolak metode kekerasan.
Hugo Chavez mendirikan sebuah gerakan revolusi di dalam tubuh
militer pada tahun1977. Ini dilakukannya dengan harapan dapat mendirikan
pemerintahan sayap kiri di Venezuela. ELPV atau Pasukan Pembebasan Rakyat
Venezuela merupakan sebuah sel rahasia di dalam militer yang beranggotakan
Chavez sendiri beserta sejumlah rekan tentaranya.
Sumber: Wikippedia
Comments
Post a Comment