Kuala Lumpur, Bermula dari Tambang Berakhir Menjadi Ibukota
Kuala Lumpur merupakan kota terbesar sekaligus ibu kota
Malaysia. Kota ini disebut sebagai wilayah metropolitan yang pertumbuhannya
paling pesat di Malaysia, baik meliputi jumlah penuduk ataupun ekonomi. “Kota
Global Alfa” disandang oleh Kuala Lumpur yang diberikan oleh Globalization and World Cities Study Group
and Network (GaWC). Terhitung sejak tahun 1990-an, Kuala Lumpur telah
menjadi penyelenggara acara olahraga, politik, dan kebudayaan internasional,
seperti Commonwealth Games 1998 dan Formula One. Kuala Lumpur menjadi pusat
ekonomi dan kebudayaan Malaysia, di kota ini pula berdiri sebuah menara yang
sempat menjadi menara tertinggi di dunia, yaitu Menara Petronas.
Pada 1850-an, dimulai sejarah modern Kuala Lumpur. Ketika
itu, Raja Abdullah memberi bayaran pada buruh Cina agar membuka tambang timah
yang baru dan lebih besar. Lalu mereka tiba di muara Sungai Gombak dan Sungai
Klang untuk selanjutnya membuka tambang di Ampang.
Dalam perkembangannya tambang ini menjadi kawasan
perdagangan yang semakin diterima sebagai kota perbatasan. Banyak bencana dan
musibah yang dialami oleh Kuala Lumpur, seperti wabah penyakit, banjir,
kebakaran, dan bahkan Perang Saudara Selangor.
Di tahun 1870-an, Kapitan Cina Kuala Lumpur, Yap Ah Lov,
memegang peran penting dalam pertumbuhan kota ini. Ia mengubah Kuala Lumpur
yang semula tempat kecil yang tidak tenar menjadi kota pertambangan dengan
ekonomi aktif.
Ibu Kota Selangor, yang pada mulanya di Klang dipindahkan ke
Kuala Lumpur pada tahun 1880. Fank Swettenham, selaku Residen Inggris di
Selangor memerintahkan semua bangunan dibangun dari batu bata dan ubin. Hal ini
dikarenakan terjadi kebakaran dan banjir yang merusak struktur kayu dan atap di
Kuala Lumpur pada tahun 1881. Bangunan baru yang dibangun lebih condong mirip
dengan rumah toko Cina Selatan, dengan ciri “Kaki Lima”.
Pembangunan Kuala Lumpur semakin pesat ditandai dengan dipermudahnya
jalur transportasi dengan pembangunan
jalur kereta api. Di kota ini juga didirikan Sanitary Board (Lembaga Kebersihan) untuk memonitoring Kuala
Lumpur.
Pada tahun 1896, Kuala Lumpur secara resmi menjadi ibukota “Negeri-Negeri
Melayu Bersekutu”. Kuala Lumpur banyak didatangi oleh pendatang dari berbagai
komunitas. Pusat perdagangan Medan Pasar menjadi tempat menetap bagi kaum Cina.
Sementara orang Melayu, Chettiar, dan
India Muslim memilih berdiam di Java
Street.
Kuala Lumpur sempat berada di tangan Jepang pada tahun
1942-1945. Federasi Malaysia berhasil mendapat kemerdekaan dari Britania Raya di tahun
1957. Pada tahun 1963, setelah pembentukan Malaysia, Kuala Lumpur terpilih
sebagai ibu kota negara.
Di Kuala Lumpur terdapat banyak suku yang mendiami kota ini.
Dari Melayu, Cina, India, Serani, Kadazan, dan Iban. Suku asli lain yang
berasal dari Malaysia Timur dan Barat juga terdapat di Kuala Lumpur. Dari data sensus tahun 2010, orang Melayu
merupakan mayoritas yang mendiami Kuala Lumpur. Kebanyakan asal mereka berasal
dari Kepulauan Nusantara, seperti Minangkabau, Bugis, dan Jawa.
Masyarakat Melayu yang menjadi mayoritas di Kuala Lumpur
sebanyak 44,2% memeluk agama Islam. Ada
juga sebagian masyarakat India yang beragama Islam. Agama-agama lain yang
terdapat di Kuala Lumpur adalah Hindu, Buddha, dan Kristen. Hindu sebagian besar
dianut oleh orang India dan Buddha terdapat di kalangan Cina.
Sumber: Wikipedia
Sumber: Wikipedia
Comments
Post a Comment