Maluku, Negeri Tersohor yang diperebutkan Bangsa Eropa




Maluku mempunyai lintas sejarah yang panjang. Bahkan sejarah Maluku telah dimuat pada zaman Kerajaan Mesir yang dipimpin Firaun. Tablet tanah liat yang ditemukan di Persia, Mesopotamia,dan Mesir menyebutkan bahwa “adanya negeri dari timur yang sangat kaya, merupakan tanah surga, dengan hasil alam berupa cengkeh, emas dan mutiara”. Negeri tersebut ialah Maluku. Cengkeh, pala, dan mutiara merupakan barang yang mudah didapat di Maluku.

Interaksi Maluku dengan bangsa lain seperti Arab, Portugis, Spanyol, dan Belanda dimulai kurang lebih 2300 tahun lamanya. Penduduk Maluku khususnya Banda sudah berdagang rempah-rempah dengan pedagang Cina. Hal ini sudah dilakukan sejak zaman Kekaisaran Romawi.

Munculnya Agama Islam juga membawa perubahan di Maluku. Pedagang-pedagang Muslim selain ingin berdagang juga mencoba menyebarkan agama Islam. Bahkan para pedagang juga membawa sistem Kesultanan untuk dipergunakan untuk kerajaan-kerajaan lokal. Sumber kuno dari Arab menyatakan bahwa Maluku dapat ditempuh selama 15 hari dari Pulau Jaba (Jawa). Kontak perdagangan langsung yang dijalankan kedua pihak hanya berlangsung hingga akhir tahun 1300-an.

Bangsa Venesia kemudian datang untuk melawan pengaruh Eropa untuk memonopoli rempah-rempah diantara tahun 1200 dan 1500. Mereka mengetahui Maluku melalui pedagang-pedagang Muslim yang kontak dengan mereka. Dalam periode Abad Eksplorasi Eropa mereka juga ikut serta dalam memuluskan misi monopoli perdagangan.

Karena tingginya harga rempah-rempah di pasaran ketika itu, mengakibatkan beberapa pertikaian pada Bangsa Eropa. Bahkan persaingan ini mengakibatkan Belanda harus menukar Pulau Manhattan (sekarang New York) dengan Pulau Banda yang dikuasai Inggris.

Pengaruh Portugis di Maluku juga terasa dengan adanya penyebaran agama Kristen di wilayah tersebut. Perjalanan Portugis dimulai ketika berhasil menaklukkan Malaka pada tahun 1511. Alfonso de Albuquerque kemudian menemukan sebuah rute perjalanan menuju ke Maluku. Dengan mengirim tiga kapal ekspedisi yang dipimpin oleh Antonio de Abreu, Simao Afonso Bisigudo dan Francisco Serrano. Ketika menuju perjalanan untuk kembali Francisco Serrao terdampar di Pulau Hitu yang terletak di Ambon Utara. Kemudian ia menjalin kerjasama dengan penguasa lokal yang terkesan dengan kekuatan militernya. Sebuah pertikaian antara Kerajaan Ternate dengan Tidore juga melibatkan Portugis.

Ternate dan Tidore akhirnya diambil alih oleh Spanyol. Santo Fransiscus Xaverius (Saint Francis Xavier) yang merupakan seorang Misionaris dari Orang Suci Katoli tiba di Maluku pada tahun 1546-1547. Terhitung ketika tibanya ia di sana, sekitar 10.000 orang telah dibabtis menjadi Katolik. Ketika tahun 1590 sebanyak 50.000 orang telah dibabtis, walaupun tidak semua daerah sekitarnya lepas dari pengaruh Islam. Bangsa Portugis juga meninggalkan jejak berupa nama keluarga di Maluku seperti de Lima, Waas, da Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendosa, Rodrigues, dan da Silva.

Sumber: Wikipedia

Comments

Popular posts from this blog

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai

Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Jepang

Mimpi Osman Ghazi akan Konstantinopel