Asal-Usul Gunung Merapi




Gunung Merapi merupakan salah satu gunung terakftif di Indonesia. Tercatat, gunung yang didiami oleh pemukiman yang padat ini mengalami erupsi setiap dua sampai lima tahun sekali. Gunung Merapi sudah meletus sebanyak kurang lebih 68 kali sejak tahun 1548. Pada tahun 2010, Gunung Merapi  kembali meletus yang mengakibatkan ribuan warga mengungsi. Letusan ini juga memakan korban termasuk juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan.

Penduduk setempat masih mempercayai bahwa Gunung Merapi merupakan jelmaan dari perubahan Gunung Jamurdipo. Dalam buku “Manusia Jawa dan Gunung Merapi” karya Lucas Sasongko Triyoga, mengatakan bahwa awalnya sewaktu Pulau Jawa diciptakan oleh para dewa, keadaannya ketika itu tidak seimbang dikarenakan miring ke barat. Miringnya ke barat ini disebabkan adanya Gunung Jamurdipo di ujung barat.

Untuk itu, Dewa Krincingwesi memprakarsai pemindahan Gunung Jamurdipo ke bagian tengah Pulau Jawa agar pulau ini menjadi seimbang. Pemindahan tersebut menghadapi kendala dengan adanya dua empu kakak beradik yang sedang membuat keris di tengah Pulau Jawa. Para dewa memerintahkan kedua kakak beradik tersebut untuk memindahkan kegiatannya. Namun keduanya tetap bersikeras untuk bertahan. Dewa Krincingwesi pun murka. Lalu Gunung Jawadirpo diangkat dan dijatuhkan tepat pada loksai kedua empu tersebut membuat keris pusaka tanah Jawa.

Kedua empu tersebut meninggal dalam keadaan terkubur hidup-hidup. Dalam mengenang peristiwa ini, Gunung Jamurdipo dirubah namanya menjadi Gunung Merapi. Makna penamaan Gunung Merapi sendiri artinya merupakan tempat perapian kedua empu kakak beradik tersebut, Empu Rama dan Permadi. Yang mana kedua roh ini yang menjadi raja dari segala makhluk halus yang berdiam di Gunung Merapi.

Cerita mengenai asal-usul Gunung Merapi juga terdapat dalam versi lain. Menurut di Korijaya, ketika itu keadaan dunia belum stabil. Belum ada kehidupan di dunia, yang hanya ada para dewa yang berada di Kahyangan. Lantas, Batara Guru memerintahkan para dewa untuk memindahkan Gunung Jamurdipo yang terletak di Laut Selatan. Pemindahan ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan Pulau Jawa.

Jauh sebelum Batara Guru memerintahkan para dewa untuk memindahkan gunung tersebut, Batara Guru mengutus terlebih dahulu Empu Rama dan Permadi untuk membuat keris pusaka tanah Jawa. Kegiatan Empu Rama dan Permadi inilah yang menjadi tempat pemindahan Gunung Jamurdipo. Kedua empu tersebut enggan beralih karena mereka langsung diperintah oleh Batara Guru. Karena kedua empu tersebut memegang teguh Sabda Pandhita Ratu (Perkataan ratu tidak boleh berubah-rubah).

Selanjutnya terjadi pertempuran kedua empu tersebut dengan para dewa. Empu Rama dan Permadi pun berhasil menaklukkan para dewa. Batara Guru yang mendengar berita kekalahan tersebut langsung mengirimkan Batara Bayu untuk menghukum kedua empu tersebut.

Batara Bayu kemudian meniup Jamurdipo dari Laut Selatan hingga jatuh tepat di atas perapian. Sebab dipindahkan di atas perapian itulah menjadi alasan penamaan Gunung Merapi. Sementara itu, Empu Rama dan Permadi menjadi penguasa makhluk halus di Gunung Merapi.

Batara Narada diutus oleh Batara Guru untuk memeriksa Gunung Merapi setelah terjadinya peristiwa tersebut. Batara Narada pun menemukan ular naga yang belum menghadap para dewa karena terhalang air mata gunung bernama Cupumanik. Cupumanik pun dibawa oleh Batara Nerada untuk menghadap para dewa. Cupumanik lalu mendapat hukuman mati karena menjadi penyebab terlambatnya. Mengetahui ia akan mendapat hukuman mati, Cupumanik menggunakan kesaktiannya untuk bertahan. Lalu ia pun berhasil menghindari hukuman tersebut.

Batara Guru murka kepada Cupumanik yang menggunakan kesaktiannya untuk menghindari hukuman mati. Cupumanik pun langsung mendapat penanganan dari Batara Guru. Ia dibanting oleh Batara Guru di atas tanduk lembu Andini,  yang merupakan kendaraan pribadi Batara Guru. Kerasnya bantingan tersebut berakibat pada salah satu tanduk Andini yang patah menjadi dua. Alhasil, tubuh Cupumanik pun hancur lebur dan berantakan. Dari dalam tubuh Cupumanik inilah keluar seorang putri cantik yang bernama Dewi Luhwati. Kecantikan Dewi Luhwati membuat Batara Guru terpesona.

Sumber: Bilik Misteri. web.id

Comments

Popular posts from this blog

Syekh Nawawi Al-Bantani yang Berjuluk Sayyidul Ulama Al-Hijaz

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai

Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Jepang