Dobrakan Angkatan Udara AS pada A-10 Thunderbolt II
Pesawat A-10 Thunderbolt II menjadi pesawat Angkatan Udara
pertama Amerika Serikat setelah Perang Dunia II berakhir. Pesawat ini merupakan
sebuah pesawat jet sederhana dirancang untuk dukungan dari pasukan darat yang
menyerang tank dan termasuk kendaraan lapis baja lainnya. Pesawat A-10 sangat
efektif untuk untuk tahan tembakan dari serangan lawan dibandingkan pesawat lainnya
karena didesain berlapis baja.
Sebelum adanya pesawat A-10 Thunderolt II, militer AS
khususnya Angkatan Udara sempat dikritik karena tidak serius menyediakan
pesawat tempur untuk dukungan udara bagi pasukan di darat. Hal ini terlihat
dalam Perang Vietnam. Saat itu pesawat-pesawat tempur AS dengan mudah
dihancurkan dengan tembakan persenjataan ringan. Senjata serangan udara AS,
seperti Helikopter Bell UH-1 Iroquois dan AH-1 Cobra tidak dapat berkutik ketika
berhadapan dengan kendaraan lapis baja musuh. Dua helikopter tersebut hanya
dilengkapi dengan senapan mesin anti personel dan roket yang jarak targetnya
dekat.
Lain lagi halnya dengan jet tempur F-100 Super Sabre, F-105
Thunderchief, dan F-4 Phantom II yang mempunyai kecepatan tinggi sehingga sehingga
para penembak tidak dapat menembak musuh secara akurat di permukaan. Saat itu,
hanya ada satu pesawat tempur dukungan udara yang dianggap paling efektif.
Pesawat tersebut bernama A-1 Skyraider, namun pesawat ini dianggap sebagai
penempur udara yang sudah usang
Melihat kurangnya kualitas pesawat tempur udara AS, pada
1966 Angkatan Udara AS membentuk Program A-X (Attack Experimental) yang dipimpin
oleh Kolonel Avery Kay. Program ini juga melibatkan 21 perusahaan industri
pertahanan untuk terlibat. Tujuan dari program ysng digagas Angkatan Udara AS
ini untuk mendapatkan desain pesawat tempur serangan ke permukaan tanah dengan
biaya murah.
Dalam perkembangannya, pada tahun 1969, Angkatan Udara AS
meminta kepada Pierre Sprey untuk membuat rincian usulan Program A-X. Sprey pun
mencoba meminta pendapat kepada pilot pesawat tempur A-1 Skyraider yang
berperang di Perang Vietnam. Dalam diskusi tersebut terdapat kesimpulan bahwa
pesawat yang diperlukan adalah pesawat tempur yang dapat bermanuver dalam
jangka waktu lama di arena pertempuran. Selain itu pesawat tempur diharuskan
berkecepatan rendah dan memiliki meriam otomatis dengan daya tembak kuat juga
harus mampu bertahan terhadap serangan musuh dari darat. Biaya pembuatan
pesawat pun dipatok harus kurang dari US$ 3 jura per unit.
Pesawat tempur yang diinginkan tersebut mempunyai
spesifikasi, kecepatan maksimum 740 km/jam., bersenjata meriam mesin kaliber
ukuran 30 mm, landasan lepas landas 1.200 meter, angkutan eksternal hingga
7.300 kg, radius tempur 460 km, dan biaya per unit US$ 1,4 juta.
Enam perusahaan berlomba membuat pesawat tersebut dengan
mengajukan proposalnya. Akhirnya yang terpilih ialah prototip YA-9A buatan
Northrop dan YA-10A yang dibuat oleh Fairchild
Republic. Sedangkan General Electric
dan Philco-Ford terpilih untuk
mengembangkan dan menguji coba prototip meriam mesin GAU-8.
Pesawat YA-10A yang dibangun di Hagerstown, Maryland oleh Fairchild Republic melakukan penerbangan
perdana pada Mei 1972. Pesawat ini terpilih untuk digunakan dalam program A-X.
Meriam GAU-8 yang dibuat General Electric
terpilih untuk melengkapi pesawat tempur ini.
Produksi pertama pesawat jet tempur A-10 thunderbolt pertama
kali terbang pada Oktober 1975 dan diserahkan pada Maret 1976 kepada Angkatan
Udara AS.
Sumber: WIkipedia
Comments
Post a Comment