Perjalanan Ken Arok Hingga Menjadi Raja Singasari
Ken Arok merupakan pendiri Kerajaan Singhasari (Tumapel)
yang lahir di Jawa Timur tahun 1182. Dikisahkan bahwa Ken Arok merupakan anak
dari Gajah Para yang berasal dari Desa Campara. Ken Arok tidak pernah merasakan
kasih sayang dari ayahnya karena ketika masih dalam kandungan ibunya yang
bernama Ken Ndok, Ken Arok harus kehilangan ayahnya yang meninggal dunia.
Lalu Ken Ndok membuang Ken Arok ke sebuah pemakaman hingga
akhirnya ditemukan oleh Lembong. Profesi Lembong merupakan seorang pencuri, ini
yang diturunkannya kepada Ken Arok. Selain lihai dalam mencuri, Ken Arok juga
mempunyai hobi berjudi. Karena hobinya tersebut, Ken Arok membebani biaya hidup
Lembong dan akhirnya diusir. Ken Arok lalu diasuh oleh penjudi dari Desa
Karuman yang bernama Bango Samparan.
Selang beberapa waktu, Ken Arok bertemu dengan seorang
Brahmana dari India. Brahmana tersebut bernama Lohgawe menemukan ciri-ciri
titsan Wisnu pada diri Ken Arok. Atas peran Lohgawe, Ken Arok diterima menjadi
pengawal Tunggul Ametung yang ketika itu menjabat sebagai akuwu (setara camat).
Tunggul Ametung mempunyai istri yang sangat cantik yang
bernama Ken Dedes. Kecatikannya bahkan dapat manaklukan hati Ken Arok.Usaha
pun dilakukan oleh Ken Arok untuk merebut Ken Dedes dari Tunggul Ametung.
Apalagi sehabis mendengar ramalan Lohgawe bahwa dari Ken Dedes akan dilahirkan
penerus raja-raja Jawa, semakin berhasratlah Ken Arok menaklukkan hati Ken
Dedes walaupun tidak direstui Lohgawe.
Dalam usahanya membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok memerlukan
sebilah keris yang sangat ampuh. Ken Arok pun lalu bertemu dengan seorang ahli
pembuat keris pusaka di Desa Lulumbang, yaitu Mpu Gandring.
Mpu Gandring menyodorkan waktu setahun dalam pembuatan keris
pusaka tersebut. Namun baru lima bulan proses pembuatan keris tersebut, Ken
Arok mengambilnya secara paksa dari tangan Mpu Gandring. Keris tersebut direbut
Ken Arok dan ditusukkan ke dada Mpu Gandring hingga tewas. Dalam keadaan
sekarat, Mpu Gandring mngeluarkan ucapan kutukan terhadap keris tersebut yang
dapat hanya membunuh 7 orang saja termasuk di dalamnya Ken Arok dan anak
cucunya.
Ketika kembali ke Tumapel, Ken Arok mulai menjalankan
siasatnya. Keris pusaka yang dibuat Mpu Gandring tersebut dipinjamkan kepada
rekan sesama pengawalnya, Kebo Hijo. Dengan bangga Kebo Hijo memamerkan keris
pusaka tersebut kepada seluruh orang yang ditemuinya. Alhasil semua orang
mengira bahwa keris tersebut milik Kebo Hijo. Malam berikutnya ketika Kebo Hijo
mabuk arak, Ken Arok memanfaatkannya dengan mengambil kembali keris tersebut.
Ken Arok menyusup ke kamar Tunggul Ametung untuk melakukan
sentuhan akhirnya dengan membunuh Tunggul Ametung. Akhirnya Tunggul Ametung
meninggal di atas ranjangnya dan disaksikan langsung oleh Ken Dedes. Ken Dedes
tidak dapat berbuat banyak karena hatinya juga luluh kepada Ken Arok. Awalnya,
memang pernikahan Ken Dedes dengan Tunggul Ametung didasari oleh keterpaksaan.
Esoknya, Kebo Hijo dihukum mati karena keris yang menancap
pada mayat Tunggul Ametung yang menjadi bukti.
Ken Arok lalu menikahi Ken Dedes yang ketika itu sedang
mengandung anak dari Tunggul Ametung yang kelak bernama Anusapati dan
mengangkat dirinya sebagai akuwu di
Tumapel. Tidak ada yang berani menentang keputusan sepihak dari Ken Arok.
Raja Kertajaya selaku penguasa Kerajaan Kadiri berselisih
dengan para brahmana. Mereka pun lebih memilih pindah ke Tumapel dan meminta
perlindungan kepada Ken Arok yang saat bersamaan sedang menyusun taktik untuk
memberontak kepada Kadiri. Karena mendapat dukungan dari para Brahmana, lalu
Ken Arok menyatakan Tumapel merdeka dari Kerajaan Kadiri. Ia sendirilah yang
menjadi rajanya dengan gelar Sri Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi. Menghadapi Ken
Arok, Kertajaya sesumbar bahwa ia hanya takut kepada Bhatara Siwa dan tidak
takut kepada Ken Arok. Mendengar ucapan tersebut, Ken Arok pun memutuskan untuk
memakai gelar Bhatara Siwa dan siap bertempur melawan Kertajaya.
Perang yang terjadi antara Tumapel dan Kadiri ini terjadi di
dekat Desa Ganter dan dimenangkan oleh Ken Arok.
Sumber: Wikipedia
Comments
Post a Comment