Kota Kuno Petra




Kota Petra merupakan sebuah situs arkeologikal yang berada di Ma’an, Yordania. Situs ini populer dengan sistem pengariannya dan bangunan-bangunan yang memiliki arsitektur yang berasal dari batuan. Awalnya di dunia barat, situs ini tidak dikenal sama sekali. Baru pada tahun 1812 ketika penjelajah dari Swiss, Johann Ludwig Burckhardt menemukannya. Kota Petra masuk ke dalam Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Menurut majalah "Smithsonian", Kota Peta dipilih sebagai salah satu dari "28 tempat yang harus dikunjungi sebelum meninggal dunia".

Dulunya Kota Petra merupakan ibu kota Suku Nabatea. Mereka merupakan salah satu rumpun Bangsa Arab yang ada sebelum masuknya Bangsa Romawi. Tidak banyak informasi tentang asal-usul Suku Nabatea, mereka hanya dikenal sebagai suku pengembara yang selalu membawa unta dan domba ketika berkelana ke berbagai penjuru. Dalam perjalannya, Suku Nabatea kerap membuat tangki air bawah tanah untuk mengumpulkan air bersih. Dimana pun mereka berada, Suku Nabatea selalu dapat membuat galian untuk mendapatkan air bersih guna memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itulah Suku Nabatea dikenal mahir dalam sistem pengairan dan pembuatan tangki air bawah tanah.

Pada akhir  abad ke-4 masehi perdagangan dunia mulai berkembang. Suku Nabatea juga mulai memberanikan diri untuk ikut ambil bagian. Di bagian Selataan Yordania dan Laut Mati mulai tumbuh rute perdagangan dunia. Posisi yang strategis mulai dimanfaatkan Suku Nabatea untuk menjadikannya sebagai rute perdagangan dunia.

Dengan keuntungan yang ada, Suku Nabatea menjadi saudagar yang memperdagangkan dupa, rempah-rempah, dan gading yang berasal dari Arab dan India. Bea cukai mulai berlaku di untuk mempertahankan kemakmuran yang telah diraih. Sasaran bea cukai ini tidak hanya pedagang lokal tetapi juga pedagang pendatang.

Ketika Romawi berhasil menaklukkan Petra, jalur perdagangan mulai melemah. Bahkan sekitar tahun 700 M, banyak bangunan yang sudah hancur dan juga kerusakan pada sistem hidraulik. Mulai sejak itu Petra menghilang dalam peta dunia dan hanya menjadi legenda.

Ketika Romawi behasil menguasai Petra, asrsitektur Petra mulai berubah. Banyak bangunan-bangunan di Petra yang dipengaruhi gaya Romawi. Gereja dibangun di Petra pada tahun 600 Masehi, satu abad sebelum Islam datang. 

Sumber: Wikipedia

Comments

Popular posts from this blog

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai

Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Jepang

Mimpi Osman Ghazi akan Konstantinopel