Ulama Berkata Tentang Kopi
Kopi merupakan minuman nikmat yang kerap menemani di
sela-sela rasa kantuk. Dengan cita rasa yang khas, kopi begitu melekat di lidah
penikmatnya. Dibalik semua rasa tentang kopi, banyak para ulama dan kaum sufi
yang berkomentar tentang kopi.
Al Allamah Abdul Qodir Bin Muhammad Al Jaziry dalam kitabnya
Umdatus Shofwah fi Hukmil Qohwah, tidak
sedikit ulama yang membolehkan hukum meminum kopi. Mereka ialah Syidi Syeh
Zakariya Al anshori, Syidi Syeh Abdurrohman Bin Ziyad, Syidi Syeh Zarruq Al
Maliki Al Maghribi, Syidi Syeh Abu Bakr bin Salim Attarimi, dan Syidi Syeh
Abdulloh Al Haddad.
Nama yang disebutkan di atas merupakan tokoh-tokoh besar
sufi. Ulama tidak hanya berfatwa tentang kopi, bahkan ada juga ulama yang
mengarang kitab tentang kopi yang berisi bahasan khusus mengenai hukum kopi dan
faedah meminum kopi. Sementara di Indonesia ada Al-Allamah Syeh Ikhsan Jampes
Kediri pada kitabnya yang membahas tentang kopi. Ada juga Syeh Abdul Qodir Bin
Syekh dalam kitab Shofwatu As Shofwah fi
Bayan hukmil Qohwah.
Mengapa kopi begitu istimewa bagi para sufi? Al Imam Ibnu
Hajar Al Haitami menyebutkan seperti ini: "Lalu ketahuilah duhai hati yang gelisah bahwa kopi ini telah dijadikan
oleh Ahli shofwah (orang orang yang bersih hatinya) sebagai pengundang akan
datangnya cahaya dan rahasia Tuhan, penghapus kesusahan. Para ulama berbeda
pendapat akan kehalalannya, namun alhasil yang diunggulkan oleh Ibnu Hajar
dalam kitab Syarhul Ubab setelah penjelasan bahwa asal usul kopi di awal abad
kesepuluh hijriyah memandang dari Qoidah 'bagi perantara menjadi hukum
tujuannya' maka selama kopi ini dimasak untuk kebaikan maka mendapat
kebaikannya begitu juga sebaliknya, maka fahami asalnya."
DI Yaman, khususnya di daerah Mukalla, Tarim, Sihr, dan
Seiyun ketika diadakan Majlis- Majlis Ilmu ataupun Majlis Sholawat dan Hadroh
selalu terdapat kopi sebagai hidangan yang menemani ketika malam suntuk. Jelas
sekali memang bahwa Ulama Sufi meminum kopi tidak lain dan bukan hanya untuk
menghindari rasa kantuk ketika beribadah.
Syekh Bamakhromah dalam Diwan
berkata: "Dalam gelas kerinduan itu
membuat orang yang meminumnya berada dalam tingkatan para perindu dan
memakaikannya pakaian ahli pecinta dalam kedekatan kepada Allah. Bahkan jika
seandainya diminum oleh seorang Yahudi maka niscaya hatinya akan mendapatkan
tarikan hidayah dan inayah Tuhan."
Al Habib Abdurrohman Shofi Assegaf juga mengatakan bahwa kopi
yang disiapkan oleh para Sufi ini Esensinya untuk menarik Hati kepada Allah SWT
maka pahamilah isyarah dan bedakan antara setiap argumentasi. Bahkan Imam Ahmad
Assubki berkata: "Kopi manfaatnya
yaitu kira-kira untuk membuat semangat ibadah dan pekerjaan penting juga
menghancurkan makanan, agar tidak masuk angin dan menghilangkan dahak yang
banyak."
Namun dibalik semua itu ada yang berpendapat bahwa penamaan
qohwah (kopi) mirip dengan nama khomer. Dalam kitab inasus Shofwah semua
tuduhan tersebut dibantah dengan argumen sebagai berikut. "Penamaan qohwah bagi sebagian orang dianggap menyerupai nama
khomer, tentu tuduhan ini tidak mendasar karena tidak harus kesamaan nama juga
menunjukkan sama maknanya, bahkan para
sholihin dan shadat membuktikan bahwa kopi digunakan untuk beribadah kepada
Allah SWT."
Dalam Tarikh Ibnu
Toyyib dikatakan:
"Kopi adalah
penghilang kesusahan pemuda, senikmat-nikmatnya keinginan bagi engkau yang
sedang mencari ilmu. Kopi adalah minuman orang yang dekat pada Allah didalamnya
ada kesembuhan bagi pencari hikmah diantara manusia. Kopi diharamkan bagi orang
bodoh dan mengatakan keharamannyadengan keras kepala."
Jadi kopi merupakan minuman
yang kerap digunakan untuk taqarrub, mendekatkan diri kepada Allah SWT
yang memiliki faedah baik secara rohani maupun medis
Sumber: “Moh
Nasirul Haq” (nu.or.id)
Comments
Post a Comment