Kedatangan Islam ke Cina




Kedatangan Islam ke Cina tidak berjarak jauh dari era Rasulullah SAW. Diyakini bahwa abad ketujuh Islam sudah menginjakkan kakinya di Negeri Tirai Bambu ini. Para cendekiawan Cina berpendapat bahwa pada masa Khalifah Usman bin Affan ada seseorang yang diutus untuk berdakwah ke negeri ini. Namun, tidak jelas siapa yang mendapat mandat tersebut.

Ada suatu catatan ketika Dinasti Tang berkuasa ada sahabat Rasulullah yang diutus khalifah untuk pergi ke Cina. Menurut Chen Yuen dalam A Brief Study of the Introduction of Islam to Cina, hal ini terjadi pada tahun 30 Hijriah atau 651 M. Ketika itu, Dinasti Tang dipimpin oleh seorang kaisar yang bernama Yung Wei. Lain lagi yang terdapat dalam The Spread of Islam in the World oleh Thomas Arnold menyatakan bahwa Islam datang ke Cina pada masa kepemimpinan Kaisar gao Zong.

Saat itu, hubungan Cina dan Arab hanya sebatas hubungan diplomatik yang terjalin cukup erat. Dari hubungan diplomatik perdagangan ini terjalin koneksi antara pedagang Arab dengan penduduk setempat. Banyak saudagar-saudagar Arab yang singgah di Cina bahkan bermukim. Mereka mulai membentuk komunitas-komunitas di pusat-pusat perdagangan.

Perkembangan komunitas Muslim di Cina cukup pesat yang tersebar di wilayah Chang-An, Yuangzhou, Ningpo, dan Guangzhou. Bahkan ada yang sudah tersebar ke Semenanjung Indocina. Dalam buku karangan Mi Shou Jiang, Islam in China, disebutkan bahwa pada abad ketujuh sampai abad ke-13 jumlah Muslim Cina sudah mencapai 20 juta jiwa. Penyebaran Islam pun kian meluas sampai ke Hongkong, Makau, dan Taiwan. Hal ini terjadi pada masa Dinasti Tang dan Dinasti Song yang juga dianggap sebagai periode pertama dan periode pesatnya perkembangan Islam di Cina.

Saat periode tersebut, warga Arab bukan dianggap ancaman bagi penduduk sekitar. Banyak terjadi pernikahan silang antara pendatang Arab dan penduduk sekitar. Warga Arab yang berdagang, utusan militer maupun diplomatik dengan mudah berbaur dengan warga lokal. Karena mereka menganggap warga Arab hanya berkepentingan untuk berdagang dan diplomatik, bukan untuk berdakwah. Alhasil kehadiran mereka cukup dihormati dan penguasa Cina juga memberi izin mereka untuk menetap di Cina

Sumber: Republika

Comments

Popular posts from this blog

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai

Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Jepang

Mimpi Osman Ghazi akan Konstantinopel