Kembali ke Kampung




Terkadang terlupa betapa merdunya alam ini menemani kita. Rekan setia dalam parawisata singkat di dunia ini. Jadi tidak usah terlalu menumpuk harta apalagi mengidam-idamkan kecurangan untuk mendapakannya. Asal perut kenyang dan saudara di samping juga kenyang, sudahlah cukup. Tidak usah berlebih. Wong cuma sebentar di dunia ini.

Di sana kita kan kembali ke kampung halaman kita. Untuk itu selalu syarat dan ketentuan yang berlaku untuk tidak tersesat. Tidak masalah ketika dua orang berbeda jalan satu sama lain. Si ‘a’ memilih Jalan Sekumpul, sementara si ‘b’ memilih Jalan Adungan. Nanti juga kita akan bertemu. Untuk itu ikuti rambu-rambu yang telah disediakan agar kita mulus melangkah ke tempat tujuan. Bagi yang tersesat tunjukkanlah jalan yang lurus. Aneh jika kita memaki mereka yang tidak tahu menahu. Jika sudah ditegur masih ngeyel, itu urusan Tuhan Yang Maha Esa karena dialah sang pemberi hidayah. Tapi tenang Tuhan Maha Penyayang kok. Jadi jangan heran jika Dia selalu membuka pintu taubatnya.

Comments

Popular posts from this blog

Datu Abdussamad, Ulama dari Tanah Bakumpai

Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Jepang

Mimpi Osman Ghazi akan Konstantinopel