Rothschild dan Napoleon
Kali ini proyek konspirasi mencoba melibatkan sosok Napoleon
Bonaparte, seorang jenderal yang mempunyai ambisi untuk menguasai Eropa.
Dukungan dari pihak konspirasi pun mulai mengalir kepada Napoleon. Ini
disebabkan karena adanya kesamaan agenda untuk menghapuskan sistem monarki di
seluruh Eropa.
Pada tahun 1804, Napoleon mengangkat dirinya sebagai Kaisar
Prancis sekaligus mengangkat saudara-saudaranya menjadi raja di negara-negara
Eropa yang berhasil ditaklukkannya. Mereka menjadi raja di Napoli, Belanda, dan
Losvalia.
Jika saudara-saudara Napoleon diangkat menjadi raja penguasa
di wilayah tersebut, maka Nathan Rothschild diam-diam juga mengangkat
saudaranya untuk menjadi ‘raja finansial’ di kerajaan-kerajaan Eropa tersebut.
Jadi, saudara-saudara Napoleon mengambil peran sebagai ‘raja di depan layar’
yang dikendalikan oleh raja sesengguhnya, yaitu Rothschild bersaudara. Mereka
mulai mengendalikan perputaran emas dan uang di wilayah-wilayah tersebut.
Dalam periode tersebut, pihak-pihak konspirasi menjadikan
Swiss sebagai gudang uang yang aman di Eropa bahkan dunia. Mereka memusatkan
penimbunan kekayaannya di negara kecil ini. Walau Eropa Tengah bergejolak
karena perang, pihak-pihak konspirasi akan dengan sigap mengupayakan Swiss agar
terhindar konflik. Ini terbukti hingga sekarang bahwa Swiss merupakan negara
yang paling damai, stabil, dan juga selalu terhindar dari kekacauan di Eropa.
Dari hasil taktik bisnis kotornya, kekayaan mereka makin
menggunung. Hal ini disadari oleh mereka jika harta tersebut hanya ditumpuk
saja kan menjadi beban. Harus ada jalan keluar yang membuat harta tersebut
berputar dan menghasilkan uang yang lebih banyak. Akhirnya mereka memutuskan
untuk terlibat lebih dalam terhadap ‘bisnis perang’. Hal yang sudah dilakukan
oleh pihak konspirasi pada zaman Ksatria Templar.
Kali ini mereka melakukannya dengan dana yang lebih besar
dengan mendirikan pabrik persenjataan. Selain amunisi persenjataan yang
dikuasai, mereka juga menyebarkan agen-agen yang akan mempengaruhi
negara-negara untuk terlibat konflik perang. Dengan adanya perang, bisnis
mereka pun berjalan. Karena menurut mereka perang sama dengan bisnis.
Untuk Napoleon, pihak-pihak konspirasi terus-terusan
mengalirkan dana dalam jumlah yang besar. Napoleon pun memanfaatkan dana tersebut
dengan sebak-baiknya. Ketika berhasil menaklukkan Mesir, untuk menarik
perhatian para pemodal konspirasi ini, Napoleon berpidato, “Wahai kaum Yahudi saudaraku, mari kita membangun kembali kota
Yerusalem lama!”. Ini dilakukannya untuk menarik para pemodal konspirasi
yang masih berdarah Yahudi. Napoleon paham betul keadaan kaum Yahudi ketika itu
yang sedang mengalami euphoria sosialisasi kembali ke Yerusalem, setelah para
tokoh-tokoh Yahudi mencetuskan ide-ide Zionis Internasional untuk mendirikan
negara Israel.
Seiring berjalannya waktu, Napoleon mulai merasakan gelagat-gelagat
tidak sedap dari pihak konspirasi. Mulai sejak itu, Napoleon menjaga jarak
dengan pihak tersebut dan mulai menyelidiki mengapa selama ini pihak konspirasi
memberikan bantuan terhadapnya. Tindakan Napoleon ini tercium oleh agen-agen yang
tersebar. Alhasil, pihak konspirasi mulai memberikan pelajaran yang tidak
terlupakan bagi Napoleon dan siapa saja yang berani menentangnya.
Ini terjadi ketika pasukan Napoleon menyerang tentara Rusia.
Saat itu, para agen konspirasi memutus logistik pasukan Napoloen. Alhasil,
tentara Rusia berhasil menumbangkan Napoleon. Akibat kekalah ini, Napoleon dibuang
ke Pulau Elba.
Tentu Napoleon tidak tinggal diam. Ia mencoba kembali
merebut tahtanya dengan cara melarikan diri dari penjara. Pihak konspirasi
langsung bereaksi dengan menangkapnya kembali. Hingga akhirnya tamatlah perjuangan
Napoleon, tidak bagi keluarga Dinasti Rothschild.
Sumber: Eramuslim
Comments
Post a Comment