Mudik Mengingat Leluhur
(Puasa
Tidak Usai)
Kita sadar banyak tangan-tangan yang jauh-jauh hari sudah
ada terlebih dahulu dari kita. Mereka para tetua dan sesepuh sudah makan banyak
tentang memahami kehidupan ini. Walau tidak semuanya. Mereka para sesepuh
menjaga keseimbangan alam ini untuk kebaikan para penghuninya. Gunung, tanah,
lautan, dan sungai mereka kendalikan dengan seizin Tuhan. Untuk itu, heranlah
mereka ketika ada tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab mencoba untuk
merusak alam ini. Ketika itu, mereka atas seizin Tuhan melakukan perlawanan
kepada tangan-tangan jahat tersebut.
Tentu kita yang terkejut akan perlawananya dan akan menghakimi
mereka secara semena-mena dan mencaci mereka tanpa sadar apa yang telah kita
perbuat. Untuk itulah terjadilah perjalanan mudik ini. Menuju kembali manusia
yang suci yang mengenal asal usul kita dan apa yang ada di sekitar kita.
Dalam mudik kita kembali ke kampung tempat awal mula kita dapat berjalan untuk
pertama kali. Di sana kita kembali mengingat perjalanan-perjalanan panjang kita
yang telah kita lalui selama ini. Sampai saat kita kembali terngiang jasa-jasa
orangtua kita yang tidak begitu lelah membangunkan kita sahur ketika masih
bocah.
Comments
Post a Comment