Segala Isi dari Bumi Pertiwi
Saat ini Indonesia telah mempunyai seorang presiden yang
telah diberi amanat oleh seluruh rakyat yang memilihnya. Diantara pemilih beliau
ialah mereka-mereka yang berkeinginan hidup lebih baik dengan visi misi yang
diutarakan presiden ketika berkampanye. Mereka meyakini nasib mereka setidaknya
berada di tangan presiden. Untuk itu tidaklah mudah mengumbar kampanye
janji-janji yang terlontar dari mulut kepada khalayak manusia yang mendengar. Seakan
suara dari orang itu ialah dirinya.
Untuk itu perlulah didengar kembali perkataan dari Guru Muhammad
Ainun Nadjib. Beliau berkata bahwa dakwah yang sesungguhnya ialah melalui
tindakan, perbuatan, dan sikap bukanlah dari ucapan. Kira-kira kurang lebih seperti
itulah yang diucapkan beliau. Begitu berat sekali rasanya konsisten dan
istiqamah dengan segala macam ucapan yang kita lontarkan. Apalagi ikrar kita
yang berujar Saya Indonesia, Saya Pancasila.
Jika kita mengaku Indonesia kenapa tidak kau cintai “dia”. “Dia”
yang meliputi Ketupat Kandangan, Dodol Garut, Coto Makassar, Pempek Palembang, Rendang
dan masih banyak lagi. “Dia” juga mempunyai Batik, Sasirangan, Songket dengan
keindahan berbagai motifnya. Kenapa juga tidak kau jaga “dia” yang mempunyai
hutan, sungai, gunung, bukit, dan segala keindahan lainnya yang sekarang
nampaknya akan dipereteli habis-habisan oleh manusia-manusia yang tidak
Indonesiawi.
Panjang sekali nampaknya jika kita berbicara tentang
Indonesia. Sebuah negeri yang merdeka dengan jiwa spiritual yang begitu militan.
Janganlah kita meniadakan agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Karena
manusia Indonesia ialah kesatria Pancasila yang Berke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Akan lebih beradab jika kita menghormati karya Pancasila dengan menjalankan
sila pertama. Tidak melulu kita perdebatkan negara agama dalam artian ini.
Jika engkau Pancasilais, engkau tidak akan maling uang
rakyat karena hal tersebut dilarang oleh Tuhan. Jikalau dikau Pancasilais, dirimu
takkan berbohong demi kepentingan sebuah keamanan jabatan di mata rakyatmu. Engkau
Pancasilais jika engkau dapat berlaku adil pada seluruh sesepuh agama di negeri
ini yang sejatinya menjadi penjaga dari negeri ini. Jangan kau jahati mereka
karena merekalah kekasih Allah. Apalagi jika kau dengan segala cara mencoba
menghabisi cucu keturunan Rasulullah Muhammad SAW. Mereka para Syarif, Sayyid,
ataupun Habib selalu dipantau oleh datuk mereka, yaitu manusia paling agung
akhlaknya, Muhammad SAW. Jangan sakiti mereka, jangan tindaki mereka semaunya.
Kelak diantara merekalah yang dapat menolong dirimu keluar dari kubangan api
neraka.
Comments
Post a Comment