Ketika Soekarno Buat Presiden Amerika Tunduk
Belakangan ini Amerika Serikat lewat Presiden Donald Trump
dengan segala arogansinya membuat heboh dunia dengan menyatakan bahwa
Jerusalem merupakan ibukota dari Israel. Menanggapi hal ini Indonesia tetap
konsisten membela Palestina dengan mengakui bahwa Jerusalem milik Palestina.
Dalam sejarahnya hubungan Indonesia dan Amerika Serikat dipenuhi warna
tersendiri. Pada masa Presiden Soekarno harga diri Bangsa Indonesia punya nilai
tinggi dihadapan para petinggi negara-negara di dunia, termasuk Amerika Serikat.
Ketika itu diantara tahun 1950-an Soekarno melakukan
kunjungan ke Washington DC, ibukota Amerika Serikat. Lawatan Soekarno kali ini
berhasil membuat heboh publik Amerika Serikat. Ini bermula ketika Soekarno
sampai di AS tidak disambut secara langsung oleh presiden AS yang kala itu yang
bernama Dwight D. Eisenhower. Perlakuan ini sangat berbeda ketika presiden AS
menyambut kedatangan tamu dari negara lain.
Soekarno dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Eisenhower
pukul 10.00 waktu setempat. Namun, ketika Soekarno sampai di tempat pertemuan
ia terpaksa menunggu hingga beberapa waktu. Beberapa saat Soekarno masih
mencoba sabar menunggu kedatangan Eisenhower.
Ketika waktu menunjukkan pukul 10.25 Soekarno mulai menunjukkan
ekspresi kekesalannya. Hingga lima menit berselang kemarahan Soekaro pun
memuncak. "Aku bicara pada protokol
apakah aku harus menunggu lebih lama lagi? Bila demikian, aku akan pergi
sekarang juga. Lalu orang itu pucat dan memohon untuk menunggu sebentar. Dia
pun lari ke dalam, keluarlah Eisenhower," tutur Soekarno yang tertuang
di dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat, ditulis Cindy Adams.
Melihat reaksi Soekarno ini para pejabat AS yang ada di
tempat mulai kebingungan dan berusaha membujuk Soekarno untuk tetap tinggal.
Tidak lama setelah kejadian ini Eisenhower pun segera keluar dan menemui
Soekarno. Pada kunjungan Soekarno berikutnya ke AS, Eisenhower merubah sikapnya
dalam menyambut Soekarno. Ia turun langsung mendampingi Soekarno yang keluar
dari mobil.
Berbeda halnya ketika AS dipimpin oleh Presiden John F.
Kennedy. Pada masa pemerintahan John F. Kennedy, Soekarno kembali membangun
hubungan diplomatik dengan AS dengan melakukan kunjungan ke “Negeri Paman Sam”
tersebut.
Soekarno meminta langsung kepada Presiden AS untuk turun
langsung menyambut kedatangannya. "Kennedy
(Presiden AS) mesti turun. Sambut saya di bawah. Kalau tidak, saya tidak akan
datang," kata Soekarno
John F. Kennedy memenuhi permintaan Soekarno ini. Ia bersama
stafnya menyambut Soekarno dengan ramah. Mereka lalu beriringan bersama menuju
lantai atas Gedung Putih. Penyambutan khusus semacam ini hanya dilakukan kepada
Soekarno. Kebiasaan John F. Kennedy dalam menyambut tamu negaranya ialah dengan
menunggunya di lantai atas Gedung Putih, tidak turun langsung.
Sumber: “Soekarno Poenja Tjerita”, 2016 I viva.co.id I katamedia.co
Comments
Post a Comment